Prabowo Subianto.
Sumber :
  • IST

Tawaran Proposal Damai Rusia-Ukraina, Perempuan Indonesia Raya: Prabowo Perjuangkan Perempuan dan Anak Korban Perang

Minggu, 11 Juni 2023 - 17:35 WIB

“Di era perang dunia kedua kita mengenal Jugun Ianfu, perempuan-perempuan dijadikan budak seksual oleh penjajah pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Jugun Ianfu terkenal sebagai perempuan yang menjadi korban sebagai budak seksual tentara Jepang dinegara-negara jajahannya termasuk Indonesia, dimana puluhan ribu perempuan yang dipaksa menjadi Jugus Ianfu di Indonesia," ungkap Edriana. 

Edriana juga menjelaskan kasus yang sama dari negara-negara yang juga pernah mengalami perang, seperti Bosni-Herzegovina dan Serbia. Perang etnis dimana kita mendengar istilah pembersihan etnis dengan jalan memperkosa perempuannya. Sementara Prabowo juga mengambil contoh pengalaman Negara-negara Asia yang banyak sekali menjadi korban penjajahan seperti perang Vietnam-AS, Perang di Kamboja, begitupun perang yang terjadi di Timur Tengah. Bahkan pengalaman Indonesia yang mengalami berkali-kali di jajah. Pengalaman kita (Indonesia) yang berkali-kali menjadi korban dari perang berdarah. 

"Dalam semua perang tersebut Perempuan dan Anak menjadi korban kekejaman dari perang berdarah yang berkepanjangan. Masyarakat sipil yang harus kehilangan kehidupannya karena harus mengungsi jauh dari tanah kehidupannya. Bagaimana perkembangan mental anak keluarga yang harus hidup ditempat pengungsian. Mereka setiap hari harus khawatir dengan nasib anak-anaknya yang selalu berpindah-pindah agar tidak tertangkap musuh, pada sisi lain mereka juga dijadikan budak seksual,” ungkap Edriana. 

Perang jelas tidak menguntungkan bagi masa depan suatu negara kata Edriana. Perang telah menghancurkan peradaban umat manusia. Mereka tidak hanya kehilangan infrastruktur, negara tersebut harus kehilangan generasi terbaik yang meninggal dalam perang atau ketakutan hidup dan anak-anak harus kehilangan harapan mewujudkan cita-citanya yang dulu ingin jadi dokter, ilmuan, pengusaha, dan lainnya. 

Mereka akhirnya hanya berpikir bagaimana caranya untuk ikut berperang membantu orang tua mereka atau menyelematkan ibu dan kakak perempuan mereka yang ditahan oleh musuh. Itulah keprihatinan yang dikemukakan oleh Prabowo Subianto, bahkan dalam pidatonya Prabowo  selalu menyampaikan filsafat hidup yaitu seribu kawan terlalu sedikit dan satu musuh  terlalu banyak. 

“Perang itu hanya menguntungkan orang yang memiliki bisnis senjata atau negara yang mempunyai bisnis senjata, tetapi tidak untuk dua negara yang sedang berperang. Negara mereka hancur baik untuk peradaban manusia maupun infrastruktur, lalu mereka harus menunda kemajuan sumber daya manusia bangsanya untuk pulih dari ketakutan dan kembali dengan cita-cita awalnya,” tutup Edriana. (ebs)

Berita Terkait :
1
2
Tampilkan Semua
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:10
01:29
03:46
02:20
01:37
02:13
Viral