- Kolase tim tvOnenews.com
Alumni Ponpes Al Zaytun Angkat Bicara, Selama 6 Tahun Bersekolah Ternyata Ini yang Terjadi: Paling Mengerikan Buat Kami
Jakarta, tvOnenews.com - Kabar kontroversial pondok pesantren (Ponpes) Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat hingga kini ramai diperbincangkan.
Polemik Pondok pesantren Al Zaytun yang dipimpin oleh Panji Gumilang muncul sejak video yang beredar pada saat melaksanakan salat Idul Fitri pada bulan April lalu.
Ditengah heboh dengan pemberitaan Ponpes Al Zaytun, kini salah satu alumni Ponpes Al Zaytun tahun 2000 - 2006 yakni Muhammad Ikhsan angkat bicara untuk memberikan kesaksiannya.
Muhammad Ikhsan pernah belajar selama 6 tahun di Ponpes Al Zaytun dan dirinya membantah semua tuduhan yang dilontarkan pada sekolahnya tentang ajaran salat dan diperbolehkannya berzina.
Hal itu diungkapkan Muhammad Ikhsan sebagai perwakilan dari alumni Al Zaytun pada program acara Catatan Demokrasi tvOne, Selasa (20/6/2023).
Ia sempat mempertanyakan mengapa ajaran dari Syekh Panji Gumilang bisa seperti dalam video yang saat ini beredar.
“Saat Idul Fitri itu, saya alumni yang paling pertama bikin konten di TikTok yang mempertanyakan ‘Ini kenapa begini sekarang Panji Gumilang salatnya, kenapa begini?” ungkap Muhammad Ikhsan pada program acara Catatan Demokrasi, tvOne.
Meski begitu, dirinya menegaskan bukan berarti ia berbicara untuk membela pimpinan ponpes tersebut, namun berusaha menerangkan apa yang diajarkan saat ia masih bersekolah beberapa tahun lalu.
Alumni Ponpes Al Zaytun, Muhammad Ikhsan. (Tim tvOne)
"Saya bukannya mau membela Panji Gumilang, tapi saya ingin menerangkan, seterang-terangnya dan sejujurnya," kata Ikhsan.
Ikhsan mengatakan semua tuduhan yang dikatakan oleh Ken Setiawan adalah hal yang tidak benar. Sehingga Ikhsan menyarankan untuk memisahkan pengertian antara Al Zaytun dengan NII.
Pernyataan yang dituduhkan menurut Ikhsan banyak yang tidak benar, mulai dari tidak diwajibkan salat, puasa, haji dan memperbolehkan zina asal ada uang tebusan dosa.
"Praktek-praktek itu tidak diaplikasikan ke santri, atau yang bersekolah di sana. Jadi, itu bukan di Al Zaytun. Di Al Zaytun gak ada praktek-praktek yang demikian, tuduhannya Mas Ken tidak ada yang betul, apalagi tuduhan yang mengatakan bahwa jika membayar Rp 2 juta, dipersilahkan zina," jelasnya.
Atas pernyataan Ken Setiawan itu, Ikhsan mengaku sakit hati lantaran menurutnya semua tuduhan tersebut tidak sesuai seperti yang dirasakannya.
"Itu tuduhan yang paling mengerikan buat kami, itu membuat kami sakit hati sekali. Kami sebagai alumni ya yang pernah belajar 6 tahun disana," lanjut Ikhsan.
Selama 6 tahun mondok, Ikhsan menyebut Ponpes Al Zaytun telah mengaplikasikan syariat Islam. Namun ia mengaku setelah lulus memang merasakan keanehan terlebih dari 2018.
"Dulu selama 6 tahun belajar, syariat-syariat islam itu diajarkan di Al Zaytun. Namun setelah saya lulus, saya juga mulai memperhatikan beberapa pengurus dan petinggi di sana tuh, dari tahun 2018 atau 2019, mereka udah joget-joget dan nyanyi-nyanyi yahudi itu saya udah perhatikan," tuturnya..
Video Viral Pengikut Al Zaytun Bernyanyi Lagu Yahudi. (Kolase tvOnenews)
Ia menegaskan kurikulum yang diberikan kepada siswa berdasarkan rekomendasi Departemen Agama dan tidak ada yang dibedakan.
Selain itu, bagi siswa yang orang tuanya NII maupun bukan tidak ada perbedaan dalam penerimaan ajaran agama maupun pelajaran lainnya.
“Kurikulumnya itu normal semuanya, sesuai dengan yang direkomendasikan oleh departemen agama. Tidak ada sama sekali perbedaan terhadap kami (orang tua NII atau bukan) itu sama sekali tidak ada. Tidak ada juga kajian khusus tentang NII di Al Zaytun. Yang berhubungan dengan Agama semua diadopsi dari Pesantren Gontor,” ujar Ikhsan.
Mengetahui video yang beredar sejumlah pengikut Ponpes Al-Zaytun asyik bernyanyi lagu Yahudi saat tengah menyambut ribuan demonstran.
Ikhsan menegaskan bahwa penyanyi tersebut bukanlah santri dari Ponpes Al Zaytun, seperti diketahui santri bersekolah setara pendidikan SMP dan SMA.
“Jadi kalau mau diceritakan, Al Zaytun itu seperti kapal yang semua orang bisa naik dengan seluruh fasilitasnya. NII itu berada dibawah permukaannya yang tidak terlihat. Baru terlihat itu seperti ini,” jelas Ikhsan sambil menunjuk pada video yang beredar.
“Coba lihat itu bukan muka santri, coba lihat muka-mukanya mana ada santri setua itu. Habis acara ini juga mereka pada pulang ke rumah masing-masing,” sambungnya.
Video yang menayangkan Ponpes Al Zaytun saat ibadah Salat Idul Fitri 1444 H viral di media sosial membuat seluruh publik menyoroti tentang ajaran Ponpes tersebut.
Sekilas tidak ada yang aneh dari video tersebut, namun jika diperhatikan lebih lanjut terdapat jemaah wanita yang berada pada shaf laki-laki tanpa pembatas apapun. Hal ini membuat publik bertanya-tanya tentang keanehan tersebut. (kmr)