- Istimewa - Rika Pangesti
Jokowi Akui Cawe-cawe Pilpres, Muhammadiyah Beri Pesan Menohok: Jangan Abuse of Power!
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menanggapi soal pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengakui bahwa dirinya memang cawe-cawe dalam kontestasi Pilpres 2024.
Menurut Haedar, ikut campurnya para pejabat pemerintahan dalam ajang pesta demokrasi rakyat sangat berpotensi terjadinya konflik politik yang besar.
Terlebih, cawe-cawe tersebut berpotensi terciptanya abuse of power atau penyelewengan kekuasaan juga bisa terjadi jika memang para pejabat tidak dapat menahan hawa nafsu untuk terlibat dalam gelaran politik.
Haedar pun memberikan pesan menohok kepada seluruh pejabat Pemerintahan, termasuk yang duduk di eksekutif, legislatif maupun yudikatif.
"Hal yang dipesankan oleh Muhammadiyah itu jangan sampai abuse of power, jangan sampai ada penyalahgunaan penguasaan," tutur Haedar di Kantor Pusat PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023).
Menurut dia, sejatinya para pejabat tidak hanya menjamin pemilu yang bermartabat, tetapi juga untuk hindari konflik antar masyarakat.
"Pesan Muhammadiyah untuk seluruh pejabat yang punya posisi di dalam pemerintahan. Bagaimana agar pemilu ini itu bukan sekedar jurdil (jujur adil) ya, bermartabat dan berdaulat dalam konteks kemandirian tapi juga tidak menimbulkan proses konflik politik yang keras," kata Haedar.
Atas hal itu, Haedar meminta agar seluruh pejabat di pemerintahan termasuk Eksekutif, Yudikatif, Legislatif untuk bisa menahan diri dan bersikap netral dalam pemilu.
"Maka kita tetap mengimbau kepada seluruh institusi pemerintahan dalam eksekutif, legislatif, yudikatif termasuk di dalamnya TNI Polri untuk bisa memposisikan diri mengawal pemilu itu sebagai wasit dan pemimpin yang adil, itu poin penting kami," tukas Haedar. (rpi)