- tvOnenews.com - Budi Zulkifli
Antara Tugas dan Ibadah, Dilema Para Petugas dan Sesama Jemaah Haji Merawat Para Lansia
Mekkah, tvOnenews.com - Para jemaah haji lansia yang datang menyambut panggilan Allah dalam musim haji tahun ini bukan tanpa masalah, dengan segala keterbatasan fisik dan psikis, mereka harus berjuang ditengah kondisi yang terbatas.
Apalagi, sebagian besar dari jemaah haji lansia ini datang tanpa didampingi pendamping dari keluarganya sendiri, mereka yang tak mampu mengurus dirinya secara mandiri, akan bergantung pada keikhlasan hati sesama jemaah lainnya yang tergabung dalam satu kloter.
Andi, salah satu pimpinan kloter jemaah haji asal Wajo, Sulawesi Selatan di pemondokan di Azizia, Kota Makkah bercerita tentang bagaimana mereka membagi tugas untuk melayani para lansia.
Masalah yang mereka hadapi adalah karena sebagian besar jemaah haji dalam kloternya adalah merupakan jemaah lansia.
Mengurus jemaah lansia bukan hanya soal membantu mobilitas mereka ke tempat ibadah, tapi juga urusan privat seperti mengganti popok dewasa dan lainnya.
"Kami selalu mengedukasi jamaah untuk selalu membantu jemaah lansia. Memperlakukan mereka sebagaimana orang tua sendiri. Kami juga bekerjasama dengan BPIH" Kata Andi.
Ditanya tentang bagaimana mereka harus membantu para jemaah lansia sementara disisin lain mereka juga harus fokus pada tujuan utama untuk ibadah, menurut Andi mereka sudah ikhlas karena membantu jemaah lansia juga merupakan ibadah.
Jumlah jemaah yang berada dibawah tanggungjawab Andi dan rekan-rekannya adalah 393, dimana 170 nya merupakan jemaah lansia. 329 resiko tinggi, sedangkan yang dalam kondisi sehat sekitar 60 orang.
"Kalau repot itu, gimana yah, tugas kami disini juga adalah ibadah. Tugas adalah utama, tugasku adalah ibadahku" ungkap Andi.
Anggota Timwas Haji DPR RI asal Sulawesi Selatan, Samsu Niang mengatakan, pihaknya memiliki sejumlah catatan tentang pelayanan para jemaah lansia dalam ibadah haji tahun ini.
"Sarapan pagi jemaah, temuan kita ada sarapannya mie instan, menurut kita itu tidak cocok dengan lansia. Kita inginkan jemaah kita sehat, semoga Kementerian Agama bisa melakukan evaluasi" kata Samsu Niang yang ikut meninjau kondisi pemondokan jemaah asal Wajo, Sulawesi Selatan.
Namun Samsu mengapresiasi jemaah asal Wajo yang mengedepankan semangat gotong royong atau dalam bahasa bugisnya "Siwajoi" untuk saling membantu mengurus para jemaah lansia.
Jemaah lainnya, Erwin, asal Jawa Barat juga menyampaikan usulannya Mengenai bagaimana seharusnya pemerintah mengelola jemaah lansia ini.
Ia mengatakan, sebaiknya ada skrining awal yang ketat yang harus dilakukan pemerintah agar para lansia yang berangkat haji merupakan lansia yang mandiri, tidak bergantung total kepada jemaah haji lainnya.
"Pemerintah harus melakukan skrining jemaah, agar para lansia yang berangkat adalah merupakan lansia yang mandiri. Bisa menjalankan sendiri aktivitanya yang privat.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi 8 DPR RI Marwan Dasopang yang memantau layanan akomodasi jemaah haji pada Sabtu, (24/6/2023) mengatakan, konsep Ramah Lansia dari Kemenag itu bukan hanya tagline saja, namun juga teraplikasi dalam layanan jemaah baik itu akomodasi, transportasi, catering dan kesehatan.
"Ramah Lansia itu bukan hanya tagline saja sebetulnya kita maksudkan, kita berkeinginan Ramah Lansia itu masuk di dalam akomodasi, konsumsi, dan lain -lain." Kata Marwan.
"Umpamanya penempatan para jemah tidak di level tinggi, ditempatkan di yang tidak terlalu tinggi atau di lantai -lantai bawah lah." lanjutnya.
Mengenai banyaknya jemaah yang tidak didampingi pendamping Dari keluarganya, menurut Marwan menjadi masalah tersendiri yang harus dievaluasi kedepannya.
" Kita menemukan tadi di beberapa kamar ada yang lansia berkebutuhan khusus, itu karena kerelaan dari para jamah satu kelompoknya. " ungkapnya.
Lebih lanjut menurut Marwan bahwa kebutuhannya privat di kamar mandi itu diselesaikan oleh teman-temannya satu kelompok.
"Tentu kalau disebutkan keberatan kah jamah itu, tentu keberatan. Tapi dari sisi kemanusiaan, sisi ibadah, mereka tetap melakukannya itu dengan ikhlas." beber Marwan.
"Mereka kerjakan mengganti popok, menyeram dan lain -lain. Pastinya kan bukan tugas jamah sendiri, tapi karena ada jamah berkebutuhan khusus itu mereka lakukan. Itu satu sisi yang positif dari jamah kita bahwa kerelaan para jamah asal yang membantu itu luar biasa. " lanjutnya.
Pelaksanaan ibadah haji tahun 2023 ini jumlah jemaah haji lansia mencapai 66 ribu orang atau sekitar 30% dari total kuota haji Indonesia sebesar 229 ribu jemaah haji Indonesia. Banyaknya para lansia ini juga disebabkan oleh lamanya daftar tunggu jemaah yang mencapai 40 tahun.(buz)