- Istimewa
Merinding, Kisah Pembantaian Segerombolan Preman oleh Kopassus yang Dipimpin Serda Ucok di Lapas Cebongan Sleman
Komandan mengatakan agar para anggota menahan diri tapi tentunya tidak semudah itu. Darah para prajurit seakan mendidih mendengarkan rekan mereka dibunuh dengan cara yang sangat sadis.
Emosi anggota Kopassus mendidih
Begitupun dengan Serda Ucok Tigor Simbolon atau kerap dipanggil dengan nama Serda Ucok. Ia berusaha sekuat mungkin menahan emosi namun masih tetap mencari tahu informasi para preman tersebut.
Dari sinilah diperoleh informasi, ternyata sekelompok preman tersebut juga pernah menyerang anggota TNI lainnya yakni Sertu Sriyono yang merupakan anggota Kodim 0734 Yogyakarta.
Sertu Sriyono sempat mengalami koma setelah dibacok oleh gerombolan Dicky dan Dedi. Hal yang membuat Serda Ucok naik pitam, sebab sertu Sriyono merupakan sahabat dekatnya.
Ia bahkan dikatakan berutang nyawa kepada Sertu Sriyono karena pernah diselamatkan dalam sebuah operasi militer di Aceh.
Fakta demi fakta yang terungkap membuat Serda Ucok semakin terbakar amarah. Informasi yang berhasil dihimpun, Dicky Ambon atau memiliki nama lengkap Hendrik Benyamin Angel Sahetapi ternyata memang merupakan seorang pembuluh sekaligus seorang pemerkosa.
Ia pernah membunuh seorang mahasiswa di tahun 2002 dan melakukan pemerkosaan di tahun 2007. Kemungkinan masih banyak lagi kejahatan yang belum terungkap.
Sementara pelaku lainnya yaitu Juan atau yang memiliki nama lengkap Yohanes Juan Manbait ternyata merupakan mantan anggota kepolisian ia dipecat dari satuan karena kasus narkoba.
Sebenarnya pada saat itu Juan sedang menjalani masa bebas bersyarat. Dua orang anggota Kopassus yang menjadi korban seolah menunjukkan bahwa preman tersebut sangat semena-mena melakukan kejahatan.
Emosi Serda Ucok semakin meluap-luap, bersama dengan Serda Sugeng dan Koptu Kodik, mereka mencoba mengajak anggota lainnya untuk melakukan pembalasan.
Singkat cerita terkumpul 12 anggota prajurit yang siap untuk melakukan operasi penyerangan.
Pada hari Sabtu 23 April 2013 mereka pun berangkat mengarah ke lapas Cebongan. Beberapa pucuk senjata sudah disiapkan di belakang mobil.
Di antaranya tiga senjata AK-47, dua pucuk replika AK-47, sebuah pistol, serta beberapa peledak berupa granat.