- YouTube tvOnenews
Panas! Peneliti Ponpes Al Zaytun, Taufik Hidayat Bantah Aktivis Israel Monique Rijkers: Ini Korbannya Al Zaytun Ini
Jakarta, tvOnenews.com - Seorang peneliti Ponpes Al Zaytun, Taufik Hidayat membantah semua perkataan aktivis pro Israel Monique Rijkers tentang Ponpes Al Zaytun. Ia geram dengan dukungan yang diberikan Monique kepada perilaku Panji Gumilang.
Perdebatan keduanya terjadi saat hadir di acara Catatan Demokrasi tvOne. Monique Rijkers dalam paparannya mengatakan tidak ada yang salah dengan ajaran Ponpes Al Zaytun.
Menurutnya, cara Ponpes Al Zaytun aktif menyanyikan lagu-lagu Yahudi dapat menyampaikan nilai toleransi. Ia menyebut, sebagai negara yang menjaga keberagaman, Indonesia harus menanamkan toleransi pada generasi muda sejak dini.
Bahkan, Monique Rijkers berharap semua pesantren bisa menyanyikan lagu-lagu Yahudi bersama dengan lagu-lagu Tionghoa. Jadi tidak hanya bahasa Arab.
Ia juga heran dengan pemberitaan tentang Al Zaytun yang ramai saat ini. Padahal, kata dia, sudah banyak kontroversi yang terjadi sejak lama.
Mendengar penjelasan Monique itu, Taufik Hidayat langsung membantahnya dengan tegas.
"Enggak, sorry saya ingin membantah," kata Taufik.
Ia menegaskan Ponpes Al Zaytun tidak hanya membuat publik heboh. Namun katanya sudah ada empat episode sejak 2001-2002. Salah satunya adalah saat panasnya pemilihan presiden tahun 2004 lalu.
"Tahun 2004 ketika Pilres Wiranto ke sana. Tahun 2011 acara cuci otak yang Jakarta Lawyes Club. Nah, belum lagi Gafatar," ucapnya.
Taufik juga menyebut Ponpes Al Zaytun versi Ahmad Musodiq sebagai ajaran sesat. Ia mengatakan, Ahmad Musodiq menyebarkan paham sesat dengan menggunakan jargon semua agama, yakni Yahudi, Islam, Katolik, dan Islam bersatu.
"Ini aliran gak bener begini. Gak bisa mba. Jadi, mba itu sudah masuk pada wilayah pribadi-pribadi kami. Menurut saya, ini korbannya Al Zaytun ini," tegas Taufik seraya menunjuk Monique.
Ia menegaskan bahwa dalam toleransi itu ada batasnya. Sedangkan menurut Monique tidak ada yang salah dengan Al Zaytun karena hanya meyanyikan lagu Yahudi.
“Anda itu hanya dibohongi oleh Panji Gumilang," kata Taufik lagi.
Ia kembali menceritakan tentang kejadian di tahun 2002-2002 saat terjadi eksodus besar-besaran dan mendapatkan perlawanan seperti satpam terhadap Panji Gumilang.
“Karena terjadi korupsi dari Panji Gumilang,” sambungnya.
Taufik bahkan mengaku memiliki video Panji Gumilang yang diduga merayu seorang wanita.
"Kamu bangga dengan orang-orang seperti itu," kata Taufik.
“Saya hanya membanggakan dalam konteks toleransi," ucap Monique.
“Toleransi itu udah beda itu. Itu lagu mencakup peribadatan, bukan sekadar Assalamualaikum. Gak bisa," timpal Taufik.
Monique kemudian membela Ponpes Al Zaytun dengan mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara muslim terbesar membutuhkan contoh toleransi terhadap Yahudi.
"Orang yang mau mendukung hubungan diplomatik atau hubungan dengan Israel. Nah, contohnya yang mana apakah MUI bisa jadi contoh?" beber Monique.
Taufik dengan geram menanggapi ucapan Monique. Dia menyebut lawannya dalam debat itu melanggar UUD 1945.
"Negara ini masih negara ya. Masih menentang Israel. Kemarin aja PSSI, sepak bola aja bubar kok. Anda gak boleh ngomong begitu, gak boleh. Israel keluar, gak bisa!" ujar Taufik.
"Enggak bisa dong saya dibilang begitu. Kemlu membolehkah loh," kata Monique.
"Ini Undang-Undang Dasar mba. Ini konstitusi," tutur Tauqik.
"Tidak ada Undang-Undang Dasar," kata Monique.
"Heh, polisi, polisi tangkap ini!" ucap Taufik dengan nada tegas.
"Di pembukaan, konstitusi itu ada mendukung perdamaian dunia," sambung Monique.
Ponpes Al Zaytun Indramayu menjadi perbincangan publik belakangan ini usai sang pemimpin Panji Gumilang menyebarkan berbagai ajaran kontroversial kepada para santri di pondok pesantren.
Pemimpin Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang memberikan ajaran menyimpang dari syariat Islam, mulai dari mengubah kalimat Syahadat, salam Yahudi hingga cara naik Haji yang berbeda.
Kini, mantan santri dan pengurus Ponpes Al Zaytun Ken Setiawan, blak-blakan membongkar kebobrokan pondok pesantren di bawah naungan Panji Gumilang.
Dilansir dari kanal Youtube Apa Kabar Indonesia Malam (AKIM) pada Senin (26/6/2023), sang alumnus mengungkapkan bahwa Panji adalah sosok yang cerdas.
“Kalau bertemu sudah tapi kalau ngobrol saya belum pernah. Bertemu di beberapa acara sering, Panji Gumilang paling hanya menyapa,” kata Ken Setiawan.
Dedengkot Ponpes Al Zaytun itu disebut sebagai sosol psikopat.
“Panji Gumilag ini orang yang cerdas tapi bahasa saya masuk ke kategori psikopat,” sambungnya.
Lebih lanjut, mantan pengurus Ponpes Al Zaytun mengatakan bahwa Panji Gumilang adalah sosok yang pandai menutupi kebohongan.
“Orang yang bisa menutupi kesalahannya, keburukannya ditutup dengan hal bagus. Satu orang bisa menipu jutaan orang," ujar Ken Setiawan.
Pasalnya, Panji Gumilang tak hanya pintar menipu masyarakat tapi juga menipu para pejabat.
"Dia mampu mengorganisir orang segitu banyak, dan mengelola Al Zaytun yang begitu besar. Dan bukan hanya menipu masyarakat biasa tapi menipu para pejabat yang hadir kesana (Ponpes Al Zaytun),” sambungnya.
Tak hanya itu, Ken juga menyampaikan sumber pendapatan Ponpes Al Zaytun. Ketua Crisis Center NII KW9 menghalalkan segala cara termasuk merampok harta orang lain.
“Dari Panji Gumilang gak menyampaikan silakan ngerampok, silakan nyuri, tapi mengatakan bahwa harta orang di luar kelompok termasuk orang tua yang belum berbayar itu kafir semua, dicuri nggak apa-apa,” ungkap Ken Setiawan.
Tak tanggung-tanggung, alumnus Ponpes Al Zaytun mengungkapkan target per orang mencapai Rp10 miliar setiap bulannya. Jika tidak bisa memenuhi target maka akan diberikan hukuman.
Salah satu hukumannya yakni diminta untuk melepas pakaian dan dicambuk hingga berdarah.
“Karena target kita kalau misalnya 1 bulan harus bawa Rp10 miliar, dapatnya misal Rp1 miliar itu nggak berani pulang kita, kalau pulang lepas baju dicambuk kalau belum berdarah belum berhenti,” tutur Ken Setiawan.
Menurut pengakuan Ken, kala itu para santri bisa meraih Rp1 miliar hanya dalam satu hari. Berbagai modus dilakukan termasuk berpura-pura menjadi asisten rumah tangga.
Tak hanya itu, Pemimpin Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang juga memperoleh dana dengan modus pendirian yayasan yatim piatu dan dhuafa. (mg1/rka/ree)