- Instagram @AM.Hendropriyono
AM Hendropriyono Dituding Lakukan Pelanggaran HAM Masa Lalu, Begini Jawaban Mantan Kepala BIN Itu ...
tvOnenews.com - Nama Jenderal TNI (HOR) (Purn)Abdullah Mahmud Hendropriyono atau biasa dikenal AM Hendropriyono tentu sudah tidak asing di dunia intelijen dan militer Indonesia.
Jenderal yang kerap dijuluki 'The Master of Intelligence' sudah malang melintang, dalam riwayatnya, Hendropriyono pernah menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Julukan ini hadir bukan tanpa sebab, melainkan karena AM Hendropriyono menjadi profesor di bidang ilmu filsafat intelijen pertama di dunia.
Tercatat pada tahun 2014, mertua eks Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ini pernah dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang intelijen oleh Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN).
AM Hendropriyono, Mantan Kepala BIN. (Instagram/AMHendropriyono)
Hendropriyono juga menjadi Guru Besar bidang intelijen pertama di Indonesia, bahkan dapat klaim pertama di dunia.
Di bidang militer, Hendropriyono telah banyak terjun di berbagai medan operasi, salah satunya ketika berhasil menyergap pimpinan Barisan Rakyat (Bara), yang bernama Sukirjan alias Siauw Ah San, pada 4 Desember 1973.
Dibalik kesuksesannya, ternyata AM Hendropriyono mengaku tidak pernah menembak musuh, meski memiliki power dan pengalaman.
Hal itu diungkap ketika AM Hendropriyono diwawancarai oleh salah satu acara talkshow di stasiun televisi swasta.
Disinggung bahwa dari rujukan judul suatu berita, menyoal sejarah karier Hendropriyono, yang cemerlang saat muda dan isu HAM saat tua.
Seperti diketahui, masa lalu Hendropriyono yang disebut-sebut terkait sejumlah dugaan pelanggaran HAM (Hak Asasai Manusia).
Bahkan Kontras (Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) mencatat bahwa tokoh intelijen itu punya catatan hitam kasus pelanggaran HAM saat di militer maupun ketika menjabat Kepala BIN.
Kisah AM Hendropriyo pernah perang lawan anak didiknya sendiri saat masih aktif di TNI.
(tangkapan layar / Instagram/AMHendropriyono)
Merespons hal itu, menurutnya satu-satunya yang bisa dipercaya satu-satunya dari tudingan tersebut adalah hukum.
"Saya juga beragama, seorang muslim, saya punya anak, punya cucu (punya keluarga), saya juga manusia, bukan binatang," ujar Hendropriyono dilansir dari tayangan POV Liputan6 SCTV.
Kemudian, mantan Panglima Kodam Jayakarta (1993-1994) ini bercerita pengalamannya ketika di medan tempur.
"Di medan tempur saja, rasanya saya belum pernah menembak musuh saya, tapi saya suruh pasukan saya dong, karena kalau tidak, dia yang menembak saya di pertempuran," tuturnya.
"Karena saya bilang, kalau saya yang pegang senjata, saya gak bisa mikir, jadi pikiran saya cuma satu, menembak dia (musuh) saja," ujarnya.
Menurutnya, ia sudah tidak bisa berpikir bahwa nanti terkepung musuh atau mengepung, makanya dirinya harus menenangkan diri buat berpikir.
"Jadi soal seperti membunuh musuh, apalagi yang bukan musuh, itu nggak ada di dalam kamus kita sebagai seorang manusia, apalagi orang beragama, orang yang dididik," terangnya.
"Jadi orang ini (orang dari luar), gak ngerti Intelijen dan main tuduh karena dasarnya kecurigaan," ungkapnya.
Ia berpesan soal tuduhan terhadapnya bahwa harus melihat fakta dan kenyataan.
"Jadi itu salah satu nasib saya lah, dalam hidup saya ini, bukan hanya bergelimang sama puji-pujian, saya juga disesakin dipenuhin oleh caci maki dan fitnah," tambahnya. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini