Sumber :
- Yohanes
Mengenal Motang Rua dari Manggarai, Ahli Gerilya yang Ikut Perang Aceh Hingga Ditawan di Vietnam
Kamis, 11 November 2021 - 06:20 WIB
"Seperti Sesa Ame Bembang, Padang Ame Naga, Naga Ame Demong, Lapa Ame Sampu, Angko, Rumbang, Tengga Ame Gerong, Sadu Ame Mpaung, Nompang Ame Tilek, Ulur, Kedaluan Lelak ( Paci Ame Rami, Nggarang Rombeng Rejeng, Dareng Ame Darung, Kedaluan Ndoso ( Pakar Ame Jaga ) Kedaluan Ndehes ( Raja Ame Kasang Ngampang Leok ), Kedaluan Ruteng ( Nggorong Carep, Tanggu, Kelang Labe, Wakul ) serta adik kakaknya ( Ranggung Lalong Elor, Parang Ame Panggung Nggelong, Parung Jalagalu, Lancur Lalong Pongkor, Latu Lando Rata, Tangur, Nicik, Nggangga, Anggang Ame Geong, Nancung Laki rani, Tagung, Dorok, Corok, Rede, Seneng, Talo, Hasa, Andor Jagu," papar Wili.
Karena nia mau perang sudah bulat, Motang Rua melarang rakyat dari arah wilayah Lelak, Ndoso, kolang dan Rahong agar tidak menghantar bahan bangunan, makanan untuk kepentingan Belanda di Ruteng.
Karena membangkang maka Belanda menyuruh kurir bernama Japa Ame Iba ke Beo Kina. Sesampai di Wae kang, Japa Ame Iba berani memukul seorang rakyat yang bernama Unduk. Karena peristiwa pemukulan itu, maka Motang Rua membunuh utusan khusus itu, dan hal ini membuat serdadu Belanda marah.
Pada tanggal 31 Juli 1909, Belanda memerintahkan Motang Rua menghadap petinggi Belanda di Puni Ruteng. Motang Rua tidak mau.
"Malah Motang ini tantang, sampai mati pun tidak akan menghadap dan tak tidak sejengkal tanah pun boleh diserahkan kepada ata nggera atau Belanda," kata Wili.
Akibat tantangan itu, maka serdadu Belanda melakukan ekspedisi bersenjatakan 12 karabin ke Beokina. Sesampai di Ngalor Sua mereka di hadang pasukan Motang Rua, 10 orang serdadu Belanda tewas, sementara senjatanya di rampas, 2 orang melarikan diri ke jurang ( Dong dan Jakob ).
Tanggal 10 Agustus 1909 terjadilah pertempuran di Benteng Kuwu ( Watu Toge) Ratusan pejuang rakyat tewas dan luka-luka.
" Ulur istri Motang Rua dan satu orang pengikut Motang tewas," imbuh Wili.