- Kolase tvOnenews.com
Habib Kribo Bela Ponpes Al Zaytun, Beri Kritikan Pedas untuk Habib Bahar bin Smith: Perbedaan Ibadah, Ritual Biarin Aja!
Jakarta, tvOnenews.com - Kontroversi seputar Ponpes Al Zaytun yang dikelola Panji Gumilang masih menjadi sorotan publik. Baru-baru ini, pendakwah Zein Assegaf alias Habib Kribo juga ikut mengomentari hal tersebut dalam kanal YouTube pribadinya.
Habib Kribo awalnya enggan mengomentari tentang huru-hara Ponpes Al Zaytun. Namun ia berubah pikiran karena maraknya pembahasan tentang Al Zaytun di media sehingga menjadi simpang siur.
"Sebenarnya saya tidak mau menanggapi ini, karena sudah banyak yang menanggapi dari pemerintah sampai lainnya. Jadi kok semua bicara Al Zaytun, seperti semua sudah mengetahui masalahnya, tapi saya sudah melihat ini sudah simpang siur," ungkap Habib Kribo, mengutip dari VIVA, Kamis (20/7/2023).
"Jadi nanti biar hukum yang menentukan. Adanya ahlinya atau enggak dibuktikan saja dan buat apa saya juga bicara, enggak ada gunanya, enggak menambah poin, biar saja. Satu Indonesia bayangin aja semua bicara sudah ngalor-ngidul lah ini bahaya, saya gak setuju," sambungnya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa ada perbedaan tata cara beribadah yang tidak ia pedulikan dan tidak ia paksakan. Sebab, kata Habib Kribo, sejak zaman Rasulullah SAW, beliau tidak pernah memaksa orang untuk membangun keyakinan dan cara ibadahnya.
"Kalau perbedaan furu'iyah (cara beribadah) dalam pemahaman ibadah, ritual, itu biarin aja kita tidak bisa memaksa. Sekali pun di zaman nabi, nabi tidak pernah memaksa orang dalam membangun keyakinannya, mau cara ibadah kayak apa ndak bisa," bebernya.
Selain itu, Habib Kribo juga mengkritik apa yang disampaikan Habib Bahar bin Smith beberapa waktu lalu. Habib Bahar meminta kepada pihak berwajib untuk mengambil tindakan tegas terhadap Panji Gumilang dan segera menutup Pesantren Al Zaytun.
Ia juga mengatakan bahwa saat ini kita harus lebih berhati-hati, karena banyak orang yang memanfaatkan isu Al-Zaytun untuk kepentingannya sendiri, misalnya untuk kampanye pemilu. Habib Kribo memerintahkan semua orang untuk membiarkan kasus ini di proses oleh hukum.
Panji Gumilang Undang Aktivis Yahudi di Acara 1 Muharram di Ponpes Al Zaytun
Kabar mengejutkan kembali datang dari Ponpes Al Zaytun Indramayu. Aktivis Yahudi Monique Rijkers menjadi tamu kehormatan pada acara 1 Muharram, diundang langsung oleh Panji Gumilang selaku pimpinan Al Zaytun.
Hal itu terlihat dalam sebuah video yang beredar di jejaring sosial. Perempuan yang mengikuti Al Zaytun di kanal YouTube resminya itu juga meminta tamu undangan pesantren membawakan lagu Yahudi berjudul Hevenu Shalom Aleichem.
Aktivis Yahudi Monique Rijkers juga berbicara. Dalam video tersebut terlihat moderator yang memanggil Monique Rijkers dan langsung menyapanya dengan tepuk tangan dari orang orang yang hadir di tempat tersebut
“Sambutan dari wartawati senior, aktivis keberagaman, khususnya Yahudi, Ibu Monique Rijkers, kepadanya dipersilakan,” kata pembawa acara, seperti yang dikutip dari kanal YouTube Al-Zaytun Official pada Kamis (20/7/2023).
Monique Rijkers lalu melangkah maju untuk menyapa Panji Gumilang dan mengucapkan terima kasih atas undangannya. Tak lupa juga ia bersyukur bisa memakai baju Bintang Daud, lambang Yudaisme.
"Salam damai buat Syech Panji Gumilang, dan seluruh keluarga besar Al Zaytun. Terima kasih telah mengundang saya di sini. Terima kasih telah membolehkan saya memakai baju Bintang Daud," ungkapnya.
Aktivis Yahudi yang berbasis di Indonesia itu juga berbicara tentang perdamaian, toleransi dan memuji tentang pesantren Al Zaytun. Monique Rijkers diketahui menghadiri acara Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah yang berada di Pesantren Al Zaytun pada Rabu 19 Juli 2023.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Panji Gumilang berulang kali menimbulkan kontroversi yang menuai banyak reaksi dari publik. Pasalnya, dia diduga melecehkan ajaran Islam sehingga banyak pihak yang meminta kepada pemerintah untuk menutup Al Zaytun.
Namun, pemerintah sendiri tidak dapat menutup pesantren Al Zaytun, karena ada ribuan santrinya yang menuntut ilmu di sana. Namun, pemerintah mempromosikan dan menuntut Panji Gumilang dalam berbagai hal.
Anak Buah Habib Rizieq Shihab Paksa Pemerintah Segera Bubarkan Juga Al Zaytun dan NII
Panji Gumilang yang juga seorang Pimpinan Pondok pesantren (Ponpes) Al Zaytun hingga kini masih menjadi perbincangan publik setelah.
Panji Gumilang kini menjadi perbincangan setelah sebuah video viral yang memperlihatkan dirinya memberikan ajaran yang dianggap melenceng dari Syariat Islam.
Oleh karena itu sejumlah orang menyerukan agar Ponpes Al Zaytun serta Negara Islam Indonesia (NII) harus dibubarkan.
Begitu juga dengan pandangan publik yang membandingkan NII dengan FPI (Front Pembela Islam) dan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) yang telah lebih dahulu dibubarkan oleh pemerintah.
Sejumlah kalangan hingga tokoh keagamaan juga mendesak pemerintah agar membubarkan Ponpes Al Zaytun dimana Panji Gumilang menjadi pimpinannya, imbas dari kasus dugaan penistaan agama.
Oleh karena itu Wasekjen Presidium Alumni 212, Novel Bamukmin ikut menanggapi terkait pembicaraan mengenai Ponpes Al Zaytun dan NII harus dibubarkan.
Seperti apa tanggapannya, simak informasinya berikut ini.
Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin ikut menanggapi Ponpes Al Zaytun dan NII yang hingga kini masih menjadi perbincangan publik.
Menurut Novel Bamukmin dalam program acara Apa Kabar Indonesia Pagi, tvOne, sudah menjadi rahasia umum bahwa Ponpes Al Zaytun diduga sebagai wujud dari NII KW9.
“Bukan rahasia lagi bahwa Al Zaytun itu sudah diduga kuat sebagai wujud dari NII KW9. Ini harus ditelusuri karena memang Panji Gumilang tidak bisa lepas dari NII,” ungkap Novel Bamukmin dalam program acara Apa Kabar Indonesia Pagi, tvOne.
Kemudian, ia menyarankan Pimpinan Al Zaytun dan NII, Panji Gumilang agar segera ditangkap untuk membongkar seluk beluk NII yang hingga kini masih merebak di masyarakat.
“Kenapa Panji Gumilang harus ditangkap? Karena kalau ditangkap dan sampai ke sidang pengadilan maka akan membongkar semua,” ujarnya.
“Kita juga akan melihat, orang-orang yang terlibat di belakang Panji Gumilang itu juga harus bisa diusut tuntas,” sambungnya.
Tak hanya meminta Panji Gumilang untuk ditangkap, Novel juga menyarankan untuk membubarkan Pondok Pesantren Al Zaytun yang berada di Indramayu.
Sebab ia mengatakan hal ini demi memutus rantai doktrin-doktrin yang dinilai sesat dari gerakan tersebut.
“Kenapa Al Zaytun harus dibubarkan, karena untuk memutus mata rantai dari doktrin-doktrin sesat, dan dari gerakan-gerakan di bawah tanah,” tuturnya.
Meskipun Ponpes Al Zaytun merupakan sekolah yang legal dan tidak adanya unsur-unsur membahayakan seperti kekerasan hingga tindak terorisme. Namun dirinya menilai tidak menutup kemungkinan Madrasah tersebut akan dibubarkan.
“Memang Al Zaytun hingga saat ini memang tidak ada terindikasi melakukan kekerasan, apa lagi tindak terorisme, tapi tidak ada alasan untuk dibubarkan,” katanya.
Wasekjen PA 212 ini juga membandingkan dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang memiliki kegiatan berdakwah tanpa adanya kekerasan, bahkan telah dibubarkan.
“Karena seperti HTI juga nggak angkat senjata, HTI juga nggak ada indikasi terlibat dalam terorisme atau kekerasan saja dibubarkan padahal itu baru dakwah,” ucapnya.
Selain HTI, Front Pembela Islam (FPI) juga telah dibubarkan. Dirinya menyebutkan adanya bentuk ketidakadilan bila NII tetap dipertahankan.
“Begitu juga dengan FPI, kenapa dibubarkan? Bahkan Habib Rizieq dipenjara, laskarnya dibunuh, itu adalah bentuk ketidak adilan dan itu bentuk ketidak adilan. Dan kita melihat negara ini harus bisa menjunjung keadilan. Jangan sampai negara ini kalah dengan Al Zaytun, jangan sampai negara ini kalah dengan penistaan agama.” pungkasnya.
Sementara itu, ia menjelaskan pasti akan ada pihak-pihak yang pro dan kontra untuk masalah pembubaran Ponpes Al Zaytun. Namun, Novel Bamukmin juga menyarankan kepada MUI serta pemerintah harus bertindak tegas dalam mengambil keputusan. (kmr/ree)