Kolase - Wapemred tvonenews.com. background kampanye stop kekerasan terhadap jurnalis.
Sumber :
  • tim tvonenews

Jurnalisme & Anakku, Alika

Senin, 31 Juli 2023 - 09:00 WIB

Peristiwa pembunuhan pada wilayah kumuh, tak lalu pelakunya adalah salah seorang dari warga kampung miskin itu. Pelaku pengeboman adalah kelompok Islam garis keras. Pemahaman kelompok anu sempit, kelompok anu lebih jembar.

Kesimpulan kesimpulan semacam itu hanya cocok untuk teori konspirasi, Jurnalisme adalah usaha rendah hati untuk mengungkap kebenaran dengan bertanya terus menerus bukan mengejar kesimpulan kesimpulan.  Engkau bagian orang yang harus paham terlebih dahulu, sebelum menjelaskan pada publik yang lebih luas. 

(Dok. Peristiwa Kudatuli di Jakarta. Sumber: Istimewa)

Pada bulan ini 27 tahun lalu, misalnya, kantor PDIP yang diduduki berhari hari oleh pendukung Megawati Soekarnoputri diserbu oleh tentara yang menyamar. Bentrok sengit yang menjadi titik api perlawanan pertama yang lebih frontal pada kekuasaan Presiden Soeharto. Desas desus beredar, ada banjir darah, ada laporan ratusan korban tewas --yang kabarnya langsung dievakuasi tentara.

Namun, sebuah berita di Majalah Forum membuktikan sebaliknya. Lukas Luwarso, nama wartawan itu, ketika suatu pagi masuk ke kantor sesaat setelah penyerbuan tak menemukan sesuatu yang mengerikan. Meski ia seorang aktivis yang aktif ingin ikut mendongkel Soeharto, ia memberitakan apa adanya. Fakta hal yang suci bagi wartawan, dengan menjaganya, integritas jurnalistik Lukas tak terusik oleh afirmasi perjuangannya. Kita kini mungkin membacanya dengan mudah, tapi ketika engkau mengalaminya suatu saat kelak, percayalah itu sebuah pergulatan batin yang sulit.

Anakku, Alika, tanpa engkau ketahui, ayah sering melihatmu dari jauh saat menulis di depan komputer-- mungkin tengah merangkai kata, atau berpikir keras  untuk memahami peristiwa --, sambil membayangkan skema pers macam apa yang akan engkau hadapi saat ini.

Bertindak profesional memang bisa punya resiko. Menulis berita yang jujur, apa adanya, sesuai fakta, tak ingin tulisan hanya sebagai “bedak” untuk menutup “bopeng”  muka  penguasa, membuat wartawan pada akhirnya berperan seperti “lalat pengganggu”.

Berita Terkait :
1 2 3
4
5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:50
03:27
02:06
03:04
03:16
05:48
Viral