- Julio Trisaputra/tvOnenews.com
Wasekjen PKB Minta Jazilul Sabar soal Nasib Koalisi dengan Gerindra
Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda meminta Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid bersabar terkait nasib koalisi partainya dengan Partai Gerindra.
Hal ini menanggapi pernyataan Jazilul yang mengatakan PKB akan meninggalkan Gerindra jika Prabowo Subianto belum juga memutuskan cawapresnya.
"Sabar Pak Jazil, sabar, sabar. Saya ingin menyampaikan diskusi saya dengan Mas Jazil yang kira-kira judulnya seng sabar. Memang revolusi ini butuh kesabaran," ucap Huda dalam diskusi di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2023).
Menurut dia, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi koalisi Pilpres 2024 yang terbaik. Sebab keduanya saling melengkapi.
“PKB dan Gerindra sama-sama butuh untuk memenuhi 20 persen presidential threshold (PT) butuhnya itu realistis dan objektif," ujarnya.
Menurut Huda, Gerindra jelas membutuhkan kehadiran PKB karena menguasai suara di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sedangkan Gerindra menguasai suara di Jawa Barat dan Banten.
"Prabowo kalah dua kali pilpres karena tidak mendapatkan insentif elektoral di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dan kalau PKB gabung pasti melengkapi," jelasnya.
Dia juga menyinggung KKIR yang sudah berjalan selama 11 bulan.
Menurut Huda, Jazilul harus bisa bersabar menunggu dua bulan lagi untuk deklarasi.
"Jadi ini kenapa saya ngotot harusnya harus dipertahankan terkait dengan kondisi PKB Gerindra ini. Butuh kesabaran visioner dan revolusi. Dinamika ini tinggal dua bulan lagi, nggak lebih menurut saya, masak 11 bulan sudah kita bisa lalui," ujarnya.
Faktor lain membuat PKB harus bertahan dengan Gerindra adalah terkait pernyataan pendiri PKB Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Kata Huda, Gus Dur lernah mengatakan Prabowo akan menjadi presiden di usia tua.
“Ada satu alasan disampaikan oleh Gus Dur ketika ditanya kenapa? karena Prabowo punya sifat yang ikhlas,” ujarnya.
Huda menilai Prabowo yang memiliki sifat ikhlas akan cocok bertemu orang baik, bukan orang yang pragmatis.
“Nah menurut saya tidak cukup di situ, kalau orang ikhlas harus ketemu orang baik dan Gus Imin orang baik dalam konteks ini (cawapres). Kalau orang ikhlas ketemu orang yang pragmatis enggak akan ketemu itu,” jelas dia.
Menurut Huda, Prabowo tidak butuh figur dan kekuatan pragmatis. Sebab dia meyakini Pemilu 2024 akan terjadi polarisasi yang luar biasa.
“Semua orang akan balik kepada rumahnya masing-masing orang NU akan balik ke PKB semua memilih PKB dan Gus Imin tahun 2024,” tuturnya.
“Kalau Prabowo mengambil lagi figur yang pragmatis, artinya dia mengulangi pola lama yang dua kali kalah Prabowo di sana. saya meyakini Prabowo hanya akan menang kalau didampingi oleh sosok dan kekuatannya ideologis dan itu Gus imin dan PKB,” tambah Huda. (saa/muu)