- Istimewa
Tak Gentar Dihantam Pandemi, Provinsi Kalimantan Timur Masih Jadi Destinasi Tujuan Investasi Bagi Para Pemilik Modal
Jakarta, tvOnenews.com – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi investasi bagi pemilik modal dalam maupun luar negeri.
Hal ini terlihat dari data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penenaman Modal dan kompilasi data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalimantan timur untuk sepuluh kabupaten dan kota yang menunjukkan realisasi investasi triwulan kedua tahun ini sebesar Rp15,54 triliun
Kondisi tersebut semakin memberikan harapan besar bagi Kalimantan Timur. Gubernur Isran Noor menyebut bahwa Kaltim masih menjadi destinasi investasi bagi pemilik modal dalam maupun luar negeri.
"Dua tahun lebih kita dihantam pandemi, tapi Kalimantan Timur masih mampu berkontribusi menumbuhkan ekonomi bangsa," ungkap Isran Noor dalam agenda Bayan Open 300-2023 di BSCC Dome Balikpapan (9/8/2023).
Menurut Isran Noor sumber daya alam Kalimantan Timur-lah yang menjadi magnet untuk para investor melirik provinsi tersebut.
"Kaltim selalu terbuka bagi yang ingin berinvestasi. Kemudahan-kemudahan kita berikan, namun tetap dalam tata aturan dan prosedur yang benar," tegas Isran Noor.
Realisasi Investasi Kalimantan Timur terhitung masih tinggi
Kepala DPMPTSP Kaltim Puguh Harjanto juga menyebutkan informasi dan data Kementerian Investasi/BKPM menyampaikan realisasi investasi Kaltim pada triwulan kedua mencapai 23,91 persen dari target Rp64,5 triliun.
Dimana realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp10,99 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp4,54 triliun.
"Tiga sektor usaha yang masih mendominasi investasi kita, yakni pertambangan, industri logam dasar, tanaman pangan dan perkebunan," sebut Puguh Harjanto.
Puguh menjelaskan investasi pertambangan mencapai USD 116,60 juta atau Rp1,72 triliun. Berarti sekitar 37,93 persen dari realisasi investasi PMA.
Sedangkan industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar USD 58,18 juta atau Rp861,17 miliar.
"Angka ini sekitar 18,93 persen dari realisasi investasi PMA," ujarnya.
Selain itu, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan sebesar USD 36,75 juta atau Rp544,04 miliar.
"Yang berarti 11,96 persen dari realisasi investasi PMA," tambah Puguh.(*)