- tvOnenews.com / Julio Trisaputra
Soal Data Intelijen, Presiden Jokowi: "Makanan" Setiap Pagi
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Jokowi menjawab polemik soal data intelijen partai Politik (Parpol) yang kini tengah ramai diperbincangkan. Menurut Jokowi tak hanya soal Parpol, data intelijen soal ekonomi, sosial dan lainnya merupakaan sarapan pagi baginya
“Saya itu secara rutin mendapatkan laporan mengenai hal yang berkaitan dengan politik, yang berkaitan dengan ekonomi, yang berkaitan dengan sosial selalu mendapatkan informasi itu,” kata Jokowi di Pasar Bali Mester Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa.
Semua data intelijen yang menjadi makanan sehari-hari Jokowi di dapatkan dari Badan Intelijen Negara (BIN), informasi dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, informasi keamanan dari Kepolisian RI, juga informasi aliran dana dari Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK).
“Semuanya saya dapat. Itu makanan sehari-hari saya. Hasil survei mereka, data-data, angka-angka, semuanya pagi-pagi itu sarapan saya. Angka-angka, data-data, apa itu laporan-laporan rutin seperti itu, apa? kenapa?,” kata Jokowi.
Presiden Jokowi menerima data intelijen setiap pagi
Sebelumnya saat menghadiri Rakernas Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, Bogor, Sabtu (16/9) mengatakan dirinya memiliki informasi komplit dari berbagai sumber mengenai kondisi partai-partai politik (parpol), termasuk keinginan dari parpol tersebut.
“Dalam-nya partai seperti apa saya tahu, partai-partai seperti apa saya tahu. Ingin mereka menuju kemana saya tahu. Informasi yang saya terima komplit,” katanya.
Presiden mengatakan dirinya memiliki informasi intelijen dari berbagai pihak, dan juga informasi mengenai data terbaru, hingga survei terkait partai politik. Informasi tersebut hanya dimiliki Presiden Jokowi karena diberikan intelijen secara langsung.
“Dan itu hanya miliknya Presiden. Dia (informasi) itu langsung,” ujar Jokowi.
Dalam pertemuan dengan relawan itu, Jokowi menjelaskan kepemimpinan ke depan sangat penting karena akan menentukan apakah Indonesia akan mampu melompat menjadi negara maju atau hanya berkutat sebagai negara berkembang.
Dengan begitu, kata Jokowi, pelaksanaan Pemilu untuk menentukan Presiden-Wakil Presiden selanjutnya yakni Pemilu 2024, Pemilu 2029, dan Pemilu 2034 akan sangat menentukan posisi bangsa Indonesia.
“Saya berpikiran negara ini harus jadi negara maju, negara makmur. Tapi memang kepemimpinan itu sangat menentukan,” kata Presiden Jokowi. (ant/mii)