- Hafidz Mubarak A.-Antara
Jokowi Sebut Ketahui Jeroan Parpol Lewat Intelijen, Pengamat: Ingin Menunjukkan Diri Masih Bisa Jadi Panutan dan Diandalkan
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Jokowi mengatakan dirinya memiliki informasi menyeluruh mengenai internal partai-partai politik melalui tim intelijen baik BIN, Polri, TNI dan lainnya.
Hal itu diungkapkan Jokowi saat menghadiri Rakernas Sekretariat Nasional Jokowi di Kota Bogor pada Sabtu (16/9/2023).
Menurut Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio, Presiden Jokowi bermaksud menyampaikan hal tersebut kepada 3 kelompok besar.
Hensat—sapaan akrabnya—memandang ungkapan Jokowi tersebut ingin menunjukkan bahwa dirinya masih dapat diandalkan dan menjadi panutan bagi para relawan-relawannya.
“Pertama adalah kepada relawan Jokowi tentunya karena itu acara relawan. Jokowi ingin menyampaikan dengan informasi yang dia miliki dari berbagai aparat itu dia masih bisa diandalkan memimpin relawan, dia masih bisa diandalkan sebagai panutan para relawan. Jadi relawan jangan buru-buru pindah kepada para capres ataupun ketua umum partai politik tertentu," kata Hensat, Selasa (19/9/2023).
Hensat melihat bahwa alasan Jokowi menyampaikan itu adalah karena dirinya belum siap untuk melepas kekuasaan yang digenggamnya.
"Ini tentang keinginan dia melepas kekuasaan. Tampaknya dia masih belum siap melepas," ujar dia.
Selain kepada relawan, maksud pidato Jokowi tersebut menurut Hensat adalah ditujukan kepada para ketua umum partai politik. Ia memandang bahwa pidato tersebut merupakan bentuk gertakan Jokowi.
“Seakan dia ingin sampaikan agar para ketum parpol itu jangan bermanuver sendiri karena Pak Jokowi masih punya informasi yang mereka semua tidak tahu. Jadi ini soal bagaimana dia memastikan kekuasaan ini masih dia miliki dan itu disampaikan kepada para ketua umum partai politik sehingga ini bentuknya sedikit banyak seperti peringatan keras," tutur Hensat.
Menurut Hensat, Jokowi bermaksud menyampaikan kepada rakyat secara umum bahwa dirinya adalah sosok yang bisa dipercaya dalam menentukan siapa yang menjadi penerusnya kelak.
“Yang terakhir tentu kepada rakyat seakan ingin menyampaikan, ‘Saya ini masih presiden yang berkuasa dan kekuatan informasi masih saya miliki. Jadi percaya dengan apa yang saya pilihkan, percaya pada cawe-cawe saya’. Kira-kira seperti itu,” imbuhnya.
Bagi Hensat, secara garis besar apa yang disampaikan Jokowi adalah sebuah bentuk unjuk kekuatan informasi yang dimiliki seorang kepala negara kepada seluruh elemen bangsa.
“Nyatanya tentu dia punya informasi tersebut karena dia presidennya dan itu tidak perlu lagi diucapkan karena kita semua mengetahuinya. Namun, dia hanya ingin menegaskan bahwa sebelum ada presiden yang baru tetap presiden Anda adalah Joko Widodo," pungkasnya. (rpi/nsi)
Dapatkan berita menarik lainnya dari tvOnenews.com di Google News.