Kolase foto Panglima TNI Laksamana Yudo Margono (kiri) dan Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo (kanan)..
Sumber :
  • Kolase tvOnenews.com / Syiifa Aulia / Youtube Hersubeno Point

Pernyataan Viral Panglima TNI soal Piting Warga Rempang Ditanggapi Gatot Nurmantyo: Takut Melanggar HAM Berat

Rabu, 27 September 2023 - 04:58 WIB

Jakarta, tvOenews.com - Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo berkomentar soal pernyataan viral Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono ancam 'piting' warga Rempang.

Sebelumnya, pernyataan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono yang memerintahkan prajuritnya untuk memiting masyarakat atau warga di Pula Rempang, Batam, Kepulauan Riau saat melakukan demonstrasi.

“Lebih banyak dari masyarakatnya, itu satu orang miting satu itu gimana, Ya, Masyarakatnya seribu kita turunkan seribu. Satu miting satu, itu kan selesai,” ucapnya.

“Gak usah pakai alat, dipiting aja satu-satu. Tau dipiting? Nah itu dipiting satu-satu,” imbuhnya.


Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. (source: Antara)

Di mana pernyataan Panglima TNI itu viral di media sosial hingga mendapat reaksi dari berbagai kalangan.

Salah satunya dari Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. Ia mengungkapkan hal itu di dalam podcast Refly Harun.

Awalnya Refly Harun menanyakan soal protap peran TNI dalam perbantuan di dalam konflik agraria seperti di Pulau Rempang.

Menjawab hal itu, Jenderal TNI Gatot mengaku proses perbantuan TNI itu diminta oleh pihak Kepolisian, dalam hal ini kapolres setempat meminta kepada atasannya.

"Kemudian kapolda, Pangdam, lalu Pangdam memerintahkan bantuan yang diminta adalah bantuan tindakan Kepolisian, bukan tindakan Militer," ujarnya yang dilansir dari Youtube Refly Harun.

Kemudian, Gatot menjawab soal pernyataan kontroversial dari Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono soal kata 'Piting'.

Dirinya pun mengajak orang untuk berpikiran positif dalam hal ini, karena menurutnya Panglima TNI mengucapkan hal itu karena ada kata pengantarnya.

"Dalam konteks itu ada kata pengantar dari kalimat Panglima TNI,'kalau Prajurit saya bawa senjata, bawa alat pentung, dia tidak punya mental seperti Polisi yang digebukin diam aja,' kan gitu, dia bisa marah, bisa mengejar," ucapnya.

"Dan itu wajar-wajar saja karena secara psikologi berbeda polisi dengan Tentara, Polisi selalu akan bersahabat dengan rakyat," tambahnya.


Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo di podcast Refly Harun. 

Sedangkan untuk TNI itu sedang berhadapan dengan musuh, pandangan psikologinya seperti itu menurut Gatot Nurmantyo.

"Dan kata-kata dari Panglima ini, Panglima paham betul Psikologi Prajurit," ujarnya.

Hal lainnya yang dilihat oleh Jenderal Gatot adalah bahwa saat itu Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono takut.

"Takut melanggar HAM berat, takut gak punya daya tahan karena situasional, takutnya pas sore-sore belum makan lah, ada ribut sama bininya dsb, maka tidak boleh menggunakan perlengkapan, untuk menguatkan hatinya" imbuhnya.

Pada kesempatan di podcast tersebut, Gatot Nurmantyo juga menerangkan soal kata 'Piting' yang dilontarkan oleh Laksamana TNI Yudo Margono.

Menurutnya piting yang dimaksud itu bukan piting dalam situasi perkelahian, tetapi untuk melumpuhkan.

"Melumpuhkan tanpa mencederai," jelasnya.

Penjelasan dari Kapuspen TNI soal kata Piting dari Panglima TNI Laksamana Yudo Margono di Konflik Rempang

Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono mengatakan bahwa ada kesalahpahaman dari masyarakat atas pernyataan Yudo Margono.

“Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan baik aparat maupun masyarakat itu sendiri. Sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk menahan diri,” ujar Julius dalam keterangannya Minggu, 17 September 2023 dilansir dari VIVA.

Julius menyatakan bahwa Panglima TNI telah memberikan instruksi kepada Komandan Satuan agar prajurit tidak menggunakan alat atau senjata saat mengamankan demonstrasi di Rempang.

Langkah ini diambil untuk mencegah adanya korban. Oleh karena itu, lebih disarankan untuk mengerahkan jumlah prajurit yang lebih banyak daripada memanfaatkan peralatan berbahaya.

“Panglima mengatakan, jangan memakai senjata, tapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu,” terangnya. 

Dia mengklarifikasi bahwa istilah "piting memiting" hanyalah jargon di kalangan prajurit. Istilah tersebut disampaikan dalam konteks forum prajurit dan memiliki maksud agar setiap prajurit 'membina' satu individu dari masyarakat untuk mencegah terjadinya bentrokan.

“Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalahartikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit,” jelasnya. 

Meskipun begitu, dia mengakui bahwa ada potensi kesalahpahaman terkait hal ini. Julius menekankan bahwa Panglima TNI benar-benar tidak ingin kekerasan dibalas dengan kekerasan. 

Banyaknya korban dari kedua sisi, baik dari aparat maupun masyarakat, akibat konflik ini sudah menjadi pelajaran yang cukup.

“Perlu diingat dengan konflik ini, maka kerugian pasti diterima oleh aparat dan masyarakat Indonesia sendiri,” pungkasnya (ind)

Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:33
02:48
01:14
02:16
02:27
02:54
Viral