- Wahyudi Agus
Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama: Tokoh Politik Jangan Cari Duit dari LPG 3 Kg Subsidi Warga Miskin
Padang, tvOnenews.com - Komisaris Utama PT. Pertamina Persero, Basuki tjahaja Purnama atau Ahok nyatakan dengan tegas bahwa orang-orang atau oknum tokoh politik jangan bermain-main dengan subsidi untuk rakyat miskin seperti dalam penyaluran gas LPG 3 kilogram.
Hal ini mengemuka saat terdapat temuan beberapa perusahaan agen LPG 3 Kg yang dikelola ‘tokoh partai’ di sejumlah wilayah di Indonesia termasuk seperti yang terjadi di Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam dan Pasaman. Namun Ahok tidak merinci tokoh politik yang dimaksud.
Kata Ahok, dalam pengelolaannya ditemukan sejumlah persoalan yang saat ini telah dberikan sanksi berupa Pemutusan Hubungan Usaha atau PHU dan penangguhan distribusi, karena menjual tidak sesuai dengan HET yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dan melanggar aturan yang dikeluarkan Pertamina.
“Ini orang-orang partai politik yang berkuasa kali ya kita buka aja sama-sama, lu (kamu) kalau mau kaya jangan curi uang rakyat subsidi lah dagang yang lain aja, ini yang mau kita perbaiki bersama-sama,” kata Ahok didampingi Walikota Bukittinggi Erman Syafar dan Wakil Gubernur Sumbar, Audi Joinaldy, Senin (9/10/2023).
Dengan tegas ahok menyebutkan dia datang ke Bukittinggi dalam kapasitas sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina bukan sebagai orang partai, sehingga apapun yang dia sampaikan terkait dugaan tokoh politik yang ikut bermain-main dengan barang bersubsidi seperti LPG 3 Kg, dia akan datang untuk menyelesaikan.
“Saya selaku Komut Pertamina, kepala daerah manapun yang butuh bantuan saya agar warganya mendapatkan barang bersubsidi (LPG 3 Kg) sesuai HET, saya akan bantu dan datang kesana, saya gak peduli dari partai mana karena gak ada urusan dengan itu urusan saya hanya untuk NKRI,” kata Ahok menekankan.
Agen yang tidak mau mengerjakan (penjualan sesuai HET) tinggal dikurangi saja kuotanya atau dipecat saja jika tidak mau menuruti ketentuan dari Pertamina dan pemerintah daerah, ancam Ahok lagi.
“Pertamina (MOR I Sumbagut) jangan takut sama agen, harusnya takut sama kepala daerah, karena mereka yang menentukan warganya. Dan dalam perjanjian dengan kami, kamilah yang menentukan berapa kuota untuk agen tersebut, bukan agen,” tutur Ahok lagi.
Saat ini, terkait izin agen yang bermasalah yang diduga dimiliki salah satu tokoh politik di Kota Bukittinggi tersebut yang menguasai lima perusahaan agen LPG 3 Kg sudah di proses dan diberikan sanski Pemutusan Hubungan Usaha (PHU) terdapat dua perusahaan agen, sedangkan tiga perusaan lagi dalam proses penindakan.
“Kalau terbukti tidak sesuai dengan aturan kami (Pertamina) kita akan cabut atau lakukan Pemutusan Hubungan Usaha. Dan saat ini baru dua agen yang sudah kita putus, sisanya (3 agen) dalam proses,” tegas Ahok lagi.
Gas LPG 3 Kg Bersubsidi Tidak Pernah Langka
Selain itu, Komisaris Utama PT Pertamina Persero, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok pastikan gas bersubsidi tabung 3 kilogram tidak pernah langka di pasaran dengan penjualan sesuai harga eceran tertinggi tiap tiap daerah.
Hanya saja, susahnya gas ditemukan karena ada persoalan di tingkat agen dan pangkalan yang nakal yang menaikkan harga. Ahok menegaskan, pertamina segera mencabut izin usaha agen agen nakal tersebut.
Kehadiran ahok ke Padang dan Bukittinggi sekaligus dalam rangka menjadikan Bukittinggi sebagai pilot projek penyaluran gas 3 kilogram melaui kelurahan dan desa atau nagari. Dengan sistim ini, distribusi gas untuk rakyat miskin dapat terpantau dengan baik, sejalan dengan peluncuran program Kartu Bukittinggi Hebat.
“Kita akan salurkan gas 3 Kg kepada masyarakat melalui kelurahan, desa, nagari dengan tujuan menolong masyarakat yang membutuhkan. Karena masih banyak warga mendapatkan gas 3 Kg dengan harga jauh di atas HET, ulah dari permainan oknum agen dan pangkalan yang nakal yang bakal segera disanksi berupa Pemutusan Hubungan Usaha dengan Pertamina,” ujar
Ahok tegas.
Pertamina sendiri mendukung peluncuran program kartu Bukittinggi Hebat atau KBH, lantaran kartu ini juga digunakan ole rakyat miskin untuk membeli gas 3 kilogram di Kota Bukittinggi. Hal ini bertepatan dengan visi pertamina yang menjalankan program subsidi tepat LPG 3 kilogram. (yud/nof)