- Tim tvOne/Rika Pangesti
Cerita Yusril Pernah Ditemui Tokoh dan Bilang 'Ini Pilpres Rasa Sayang Anak'
Jakarta, tvOnenews.com - Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan bahwa dirinya pernah ditemui oleh seorang tokoh pada beberapa pekan lalu. Dalam pertemuan tersebut, tokoh itu menyampaikan kepada Yusril bahwa Pilpres kali ini adalah Pilpres sayang anak.
"Berapa minggu yang lalu saya bertemu dengan seorang tokoh, beliau bilang: ini pilpres, pilpres sayang anak," kata Yusril dalam diskusi OTW 2024 bertajuk Menakar Pilpres Pasca Putusan MK di AONE Hotel Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2023).
Mendengar hal tersebut, Yusril mengaku awalnya bingung dengan maksud tokoh tersebut mengucap demikian.
"Saya bilang, apa yang dimaksud dengan pilpres sayang anak ini?," ujarnya.
Kemudian, sang tokoh tersebut menjelaskan kepada Yusril bahwa dalam Pilpres kali ini anak-anak dari Presiden RI sebelumnya diajukan oleh para orang tuanya.
"Dia bilang, pertama adalah bahwa pak SBY mencalonkan AHY, sayang anak. Kedua Ibu Sinta, minta kepada Pak Prabowo supaya Yenny Wahid jadi Wapres, sayang anak. Yang ketiga, ya Gibran sayang anak juga," ungkap Yusril.
Menanggapi hal ini, Yusril melihat bahwa hal ini sebagai keberuntungan bagi anak dari Presiden.
"Saya bilang, beruntunglah yang pernah jadi anak presiden, kita-kita ini nggak pernah jadi anak presiden. Jadi nggak pernah tau posisi yang diuntungkan," ujar dia.
Menurut Yusril, guyonan ini bisa saja menjadi serius. Sebab kata dia,hal ini dapat menimbulkan implikasi yang luar biasa.
"Dalam hukum dan politik yang terjadi terutama dalam beberapa hari terakhir, kita semua sudah cermati putusan MK kemarin, dan bagi saya tidak mudah untuk bersikap," jelasnya.
Meski begitu, Ketua Umum PBB ini menjelaskan bahwa putusan itu memang berlaku. Tetapi tergantung bagaimana pihak yang diuntungkan dalam menyikapinya. Jika tidak memanfaatkan putusan itu, maka pihak tersebut merupakan sosok yang berjiwa besar.
"Hanya saya mengatakan terserah pada orang bersangkutan, kalau saya, dalam menghadapi situasi seperti itu, saya katakan 'Terima kasih MK Anda sudah buat putusan yang mungkinkan saya maju sebagai capres-cawapres karena saya pernah atau sedang menjabat kepala daerah meskipun umur saya di bawah 40 tahun" ungkap dia.
"Tapi menyadari bahwa ini akan menimbulkan kontroversi berkepanjangan sekarang dan di kemudian hari maka dengan jiwa besar saya tidak akan memanfaatkan putusan ini, saya akan memutuskan tidak akan maju'. Saya kira orang akan melakukan hormat setinggi-tingginya, sudah diberi kesempatan dia nggak mau gunakan artinya dia berjiwa besar dan dia seorang negarawan," pungkasnya. (rpi/ebs)