- Tim tvOnenews/Abdul Gani Siregar
Setelah PKS-PKB, Pekan Depan Din Syamsuddin Akan Sambangi Partai NasDem
Jakarta, tvOnenews.com - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengatakan pekan depan akan menyambangi Partai NasDem setelah silaturahmi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Ini bagian dari silaturahmi kami, sebelumnya sudah ke DPP PKS, hari ini ke DPP PKB dan insyaallah tanggal 6 (November 2023) lusa ya, hari Senin, yang akan datang kami akan ke DPP Partai NasDem,” ujar dia, di DPP PKB, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023).
Terlebih dia menuturkan bahwa kunjungannya ke NasDem Tower nantinya akan disambut oleh Ketua Umum Partai NasDem langsung, yakni Surya Paloh.
“Insyallah, ketua umumnya langsung yang akan menerima,” ungkap dia.
Kemudian, Din juga mengungkapkan setelah kunjungan ke partai Koalisi Perubahan selesai dilakukan, dia akan menemui calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Koalisi Perubahan, yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Dia juga menegaskan nantinya pada pertemuan tersebut juga akan dihadiri tokoh-tokoh cendikiawan.
Sebelumnya, Eks Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengatakan pasangan yang dijuluki AMIN yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) merupakan koalisi antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Pernyataan ini dia sampaikan saat mengunjungi markas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dalam kunjungan diskusi bersama Cak Imin.
"Saat ditanya kapan terjadi Indonesia dipimpin oleh tokoh NU dan Muhammadiyah? Saya jawab begini, Cak Imin itu tokoh NU, Mas Anies bisa lah dianggap dari Muhammadiyah. Ini sudah terjadi Koalisi Muhammadiyah dan NU," kata dia, di DPP PKB, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023).
Kemudian, dia pun berseloroh kapan-kapan posisi ini dapat dibalik. Di mana tokoh NU yang menjadi presiden, sementara tokoh Muhammadiyah yang menjadi wakil presiden.
Mendengar hal itu, Cak Imin bersama para tamu lainnya tertawa girang sambil mengaminkan doa tersebut.
"Tapi kepada para tokoh agama lain, ini bukan wawasan sektarianisme. NU dan Muhammadiyah pilar dari bangsa dan negara Indonesia," jelasnya.
Oleh karena itu, dia meminta agar tidak perlu khawatir akan terjadinya kesenjangan umat. Karena kedua ormas Islam tersebut, diklaim turut membangun bangsa dan negara.
"Ormas-ormas Islam termasuk NU dan Muhammadiyah, punya wawasan tengah atau wasatiyah. Ini maksud kami datang untuk apresiasi terhadap ijtihad politik," tandas dia. (agr/ree)