- Partai Buruh
Elektabilitas Terbaru Partai Buruh Tembus 2,3 Persen, Tinggal 1,7 Persen Lolos ke Senayan
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Partai Buruh Said Iqbal menjelaskan hasil survei lembaga survei independen yang dipimpin oleh Direktur Eksekutif Asep Saepudin dengan lembaga survei bernama Risetindo Barometer. Dimana lembaga ini sudah melakukan survei pada 1 sampai dengan 10 November 2023.
“Survey meliputi di 18 provinsi basis buruh, baik yang berserikat maupun tidak berserikat.
Mencakup 152 Kabupaten/kota meliputi 37 Dapil DPR RI,” ujar Said Iqbal.
“Survey ini dilakukan untuk memotret seberapa besar buruh memilih Partai Buruh, atau dengan kata lain, seberapa besar elektabilitasnya secara nasional,” lanjutnya.
Disampaikan Said Iqbal, survei dilakukan terhadap 1.200 responden secara telepon dengan tingkat margin error 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Dimana survei ini dilakukan secara independen yang dibiayai dari iuran para buruh.
“Hasil survey tersebut menunjukkan, 67,8 persen responden menyatakan akan memilih Partai Buruh. Dengan kata lain, ada 3.390.000 orang buruh baik yang berserikat maupun tidak berserikat dan masyarakat kecil memilih partai buruh andaikan pemilu dilaksanakan pada hari ini,” jelas Said Iqbal.
Dari jumlah 3.390.000 orang buruh baik berserikat maupun tidak berseriikat dan masyarakat kecil tersebut bila dibandingkan dengan suara sah nasional yang sudah dibuat Katimsus Partai Buruh yaitu sebesar 149.902.703 suara sah nasional, maka kalau ada 3.390.000 yang memilih Partai Buruh, didapat bahwa elektabilitas partai buruh 2,3 persen.
“Partai Buruh hanya membutuhkan 1,7 persen lagi untuk tembus di parlimantery threshold,” ungkapnya.
Menurutnya, elektabilitas 2,3 persen dari temuan survei itu jika dikonversikan di 37 dapil didapat 20 kursi DPR RI.
Selain itu, temuan survei menyatakan bahwa buruh akan memilih Caleg Buruh dari Partai Buruh 94,8 persen setuju dan sangat setuju.
Hal ini karena responden menyatakan 69,1 persen Partai Buruh dinyatakan sebagai partai yang paling keras penolakannya terhadap omnibus law.
Survei juga memotret ada Paslon A yang dipilih oleh buruh sebesar 27 persen. Sedangkan pasangan Capres Cawapres Paslon B dipilih 39,5. Sedangkan yang belum memilih 33,5 persen.
“Kami menggunakan istilah inisial Paslon A dan Paslon B karena nama Paslon ini sudah ketahuan yang jumlah terbesarnya yang dipilih oleh buruh adalah Paslon B sebesar 39,5 persen karena harus dirapatkan lagi di rapat presidium,” pungkasnya.