- ANTARA
Anies Dianggap Bohong soal Dana Kampanye, LISAN: Kenapa Dari Awal Sudah Tidak Transparan?
Jakarta, tvonenews.com - Kumpulan advokat dari Lingkar Nusantara (Lisan) melapor ke Bawaslu soal dugaan kebohongan dana kampanye, capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebesar Rp1 miliar karena dianggap kontras dengan kenyataan di lapangan.
Ketua LISAN, Hendarsam Marantoko mengatakan tidak elok jika pasangan AMIN memanipulasi dana awal kampanye hanya untuk kepentingan pencitraan.
“Kalau dari awal saja sudah tidak transparan, bagaimana nanti ketika sudah menjabat sebagai Presiden. Mari kita cermati sama-sama, agar bangsa ini kelak akan dipimpin oleh seseorang yang berintegritas tinggi dan tidak manipulatif terhadap bangsanya sendiri,” kata Hendarsam, melalui keterangan tertulis, Minggu (24/12/2023).
Hendarsam menilai pasangan AMIN seolah hanya menggunakan dana yang kecil dań banyak didukung dari dana partisipasi para pendukungnya.
Oleh karenanya, ia melaporkan dugaan dana awal kampanie hanya Rp1 miliar ke Bawaslu.
“Ketika pasangan AMIN hanya mencantumkan dana awal kampanie hanya Rp.1 miliar itu sangat janggal,” kata Hendarsam.
Angka itu tidak realistis jika dilihat dari aktivitas kampanye mereka. Jika dihitung dari biaya pesawat jet pribadi dan sewa kantor tim sukses di area Menteng saja sudah cukup tinggi.
“Bila kita coba hitung secara kasar, biaya sewa kantor mewah di area elit, pesawat jet pribadi untuk kegiatan kampanye ke 38 provinsi, serta baliho, apa mungkin cukup dengan hanya 1 miliar?” ungkap dia.
Adanya keraguan ini membuat Lisan melaporkan ke Bawaslu. Pasangan AMIN diduga memanipulasi data dana awal kampanye.
Sebelumnya, capres Anies Baswedan mengaku tidak berencana untuk menambah dana kampanye untuk menopang keikutsertaan dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024. KPU merilis data dana awal kampanye pasangan AMIN sebesar Rp1 miliar dan itu menjadi angkal terkecil dibandingkan dua pasangan lain.
Anies menegaskan bahwa ia bersama calon wakil presiden Muhaimin Iskandar berkontestasi dalam Pilpres sebagai gerakan rakyat, sehingga akan lebih banyak mengandalkan iuran.
"Tidak (menambah). Ini memang di mana-mana patungan betul-betul, iuran. Jadi ini adalah gerakan rakyat," kata Anies ketika ditanya terkait dana kampanye paling rendah berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Jakarta, Rabu malam.
Ia mencontohkan alat peraga kampanye seperi baliho dan spanduk Anies-Muhaimin (AMIN) berasal dari sumbangan masyarakat, sehingga meski dana kampanye mereka paling rendah tapi sudah dirasa cukup. (ito)