- Rika Pangesti/tvOnenews.com
Singgung Pengeroyokan di Boyolali, Megawati Minta Warga Solo Pilih Pemimpin yang Tak Mengintimidasi
Solo, tvOnenews.com - Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri meminta masyarakat untuk memilih pemimpin yang tidak mengintimidasi rakyat.
Hal ini disampaikan Megawati dalam acara kampanye akbar Ganjar-Mahfud yang bertajuk Hajatan Rakyat digelar di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).
Megawati menuturkan, masyarakat Indonesia sudah diberi kesempatan untuk memilih pemimpin yang terbaik melalui Pemilu.
"Kita sudah diberi kesempatan untuk Pemilu ini, untuk memilih pemimpin yang terbaik supaya bisa yang namanya Indonesia makin baik, rakyatnya dicintai, tidak..... he-he," kata Mega dalam Hajatan Rakyat, Sabtu.
Megawati lalu menyinggung peristiwa pengeroyokan yang dialami oleh dua orang relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali beberapa waktu lalu.
Mereka dikeroyok oleh oknum TNI di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali, pada Sabtu (30/12/2023).
"Waktu di mana ya, waktu kejadian di Boyolali, siapa yang nonton?" tutur Mega.
Presiden kelima RI ini menuturkan, kejadian tersebut sangat disayangkan mengingat korbannya menderita luka-luka.
Ia pun mengingatkan masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang mengintimidasi rakyat.
"Loh, kok enak nemen, sampai anak itu saya lihat di rumah sakit pada bonyok, mulutnya. Iya kan, kayak gitu, terus mau dipilih? Ora usah," tutur Mega.
Lebih lanjut, Megawati menyinggung sosok sang ayah yang merupakan Presiden pertama RI, Soekarno yang menginginkan negara Indonesia menjadi negara yang merdeka dan berdaulat.
Soekarno, kata dia, sampai merasakan dipenjara dan dibuang untuk membuat negara ini merdeka.
"Jadi pilih pemimpin yang mengayomi kalian bukan mengintimidasi, bukan lalu membuat kecurangan, tolong di jaga, ya," imbau Mega.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 7 relawan paslon capres-cawapres Ganjar-Mahfud dianiaya oleh oknum TNI beberapa waktu lalu.
Akibat kejadian itu, para relawan mengalami luka-luka.
Lima orang menjalani rawat jalan dan dua lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Dugaan penganiayaan itu terekam video dan tersebar di media sosial.
Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo pun membenarkan peristiwa relawan Ganjar-Mahfud diduga dianiaya secara bersama-sama oleh oknum anggota TNI.
Dia menyatakan, kejadian bermula ketika beberapa anggota TNI melaksanakan olahraga bola voli bersama.
Mereka mendengar suara bising dari beberapa kendaraan knalpot brong yang membuat tidak nyaman.
Pengendara knalpot brong itu melintas secara terus-menerus dan berulang kali.
Beberapa anggota TNI lalu keluar asrama menuju jalan untuk mencari sumber suara bising kendaraan knalpot brong.
"Oknum anggota hendak mengingatkan kepada pengendara yang menggunakan kendaraan knalpot brong hingga terjadi dugaan penganiayaan terhadap relawan," kata Wiweko.
Pihak TNI beralasan penganiayaan itu terjadi secara spontan dan karena kesalahpahaman. (rpi/muu)