- Instagram Abdur Arsyad @abdurarsyad.
Dirty Vote Bongkar Kasus Partai Gelora, Abdur Arsyad: Seolah-olah Menutup Mata
Jakarta, tvOnenews.com - Komika Abdurrahim Arsyad atau yang akrab disapa Abdur menanggapi soal tayangnya film Dirty Vote yang rilis pada Minggu (11/2/2024).
Abdur mengomentari salah satu adegan yang membahas lolosnya Partai Gelora menjadi peserta Pemilu 2024.
“Temuan ini sudah berseliweran lama tapi beberapa teman di Gelora seolah-olah menutup mata,” tulis Abdur melalui unggahan X (Twitter) pribadinya @abdurarsyad, pada Minggu (11/2/2024)
“Dulu, salah satu narasi keluar dari PKS adalah jangan taklid buta pada pimpinan, tapi sekarang mereka lakukan pada UAM dan FH,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut salah satu netizen mempertanyakan keberpihakan Abdur terhadap Fahri Hamzah (FH), salah satu tokoh yang menjadi sorotan.
“Dulu antum di sisi qiyadah atau di sisi FH, bang? Wkwk,” tanya salah satu netizen.
Menanggapi pertanyaan netizen, Abdur pun menjawab singkat.
“Menurut saya, tiap sisi ada benar, ada salah. Sayangnya, pembelahannya sudah sampai tingkat bawah, menjalar ke mana-mana. Islah pun tak kunjung ada. Jadilah begini,” jawab Abdur.
Sebelumnya, Pakar Hukum dan Ilmu Tata Negara, Zainal Arifin Mochtar dalam film dokumenter yang disutradarai Dhandy Laksono, membocorkan kasus Partai Gelora dalam film Dirty Vote.
“Dalam kasus partai Gelora, yang lolos menjadi peserta pemilu, tetapi kalau kita lihat di lapangan ada begitu banyak kejanggalan,” kata Zainal.
Zainal mengungkapkan, dilihat pada dokumen berita acara KPU di Murung Kata, Kalimantan Tengah, terdapat instruksi agar mengubah status Partai Gelora.
“Dari tidak memenuhi syarat, menjadi memenuhi syarat, kalau dilihat dari secara keseluruhan, Partai Gelora tidak memenuhi syarat,” ucapnya.
Khususnya syarat soal seribu berkartu anggota di Kabupaten Murung Kaya, terkuak dari sampel uji petik yang dilakukan terhadap 114 kartu tanda anggota, Gelora hanya memenuhi 85 orang yang punya kartu tanda anggota.
“Luar biasanya, Partai ini tetap dinyatakan lolos,” ujarnya.
Zainal melanjutkan, tidak hanya di Murung Kaya hal serupa juga turut terjadi di Sangihe.
Ia mengatakan, ada pengakuan salah satu aparatur sipil negara (ASN) telah melakukan kecurangan, mengubah verifikasi partai yang tidak lolos menjadi lolos.
“Ada apa dengan Gelora? Kita harus ingat, Gelora adalah Partai yang didirikan oleh PKS. Sekarang Gelora berada di koalisi 02 yang di situ ada anak Presiden dan PKS berada di 01,” lanjutnya.
Menurut Zainal, lolosnya Partai Gelora dalam pemilu memiliki potensi untuk memecah suara pemilih PKS yang selama ini termasuk menjadi pemilih yang paling militan.(mg3/muu)