- Tim tvOnenews/Julio Trisaputra
Arya Sadhana Soroti Prabowo Soal Sektor Kesehatan: Indonesia Harus Cetak Dokter Baru
Jakarta, tvOnenews.com - Dalam debat terakhir, Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto menyoroti tantangan pada sektor kesehatan di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Prabowo menjelaskan solusi untuk mengatasi masalah di sektor tersebut.
Penyampaian Prabowo soal kesehatan mendapat tanggapan dari aktivis 98, Arya Sadhana.
"Itulah kenapa kami di gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai atau #PDPP mengajak pemilih muda baik milenial maupun Generasi Z untuk memilih calon presiden yang paham bagaimana membangun Indonesia lewat berbagai sektor, salah satunya sektor kesehatan," kata Arya Sadhana dalam keterangannya, Selasa (13/2/2024).
Menurutnya salah satu yang harus digenjot adalah menciptakan barisan dokter yang mampu memberi pelayanan kesehatan bagi rakyat Indonesia.
Sebab berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah dokter di Indonesia pada 2022 hanya mencapai 176.110.
Jumlah tersebut merupakan gabungan dari dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis.
Angka tersebut sangatlah kurang untuk melayani 278,7 juta penduduk Indonesia.
Menurut data World Health Organization (WHO) yang dihimpun Index Mundi, rasio dokter Indonesia hanya 0,47 dokter per 1.000 penduduk.
Rasio dokter Indonesia itu tergolong buruk, jauh di bawah standar WHO yang minimalnya 1 dokter per 1.000 penduduk.
Pada akhirnya, angka rasio itu menempatkan Indonesia di peringkat ke-139 dari 194 negara, serta terbawah ketiga di ASEAN.
Untuk mencapai rasio tersebut, maka Indonesia saat ini masih kekurangan lebih dari seratus ribu dokter.
"Melihat itu semua, Indonesia sudah harus segera mencetak dokter-dokter baru untuk melayani ratusan juta masyarakat Indonesia," jelasnya.
Diketahui, Indonesia bila merujuk data 2022 hanya memiliki 92 fakultas kedokteran yang bisa memproduksi 2.700 lulusan spesialis per tahun.
Angka ini masih sangat kecil bila melihat kebutuhan yang ada.
Menurut Arya, pendanaan pendidikan kedokteran bisa disokong oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang memiliki Dana Abadi Bidang Pendidikan lebih dari seratus triliun rupiah.
Nantinya, para dokter tersebut akan disebar untuk melayani masyarakat Indonesia secara merata.
Sebab saat ini berdasarkan data SISDMK Dirjen tenaga kesehatan Februari tahun 2023, dari 10.428 Puskesmas, sebanyak 97,49 Puskesmas sudah memiliki tenaga dokter. Namun masih ada 272 puskesmas yang belum memiliki dokter.
Secara lebih rinci, Puskesmas yang memiliki layanan rawat inap tercatat sebanyak 4.238 unit.
Sedangkan, Puskesmas yang tidak punya rawat inap sebanyak 6.178 unit.
Namun sayangnya, data lain menunjukkan bahwa jumlah desa di Indonesia mencapai 75.265 yang tersebar di 36 provinsi.
Artinya, hanya sekitar 13,77 persen dari jumlah desa yang sudah memiliki Puskesmas, masih jauh dari target untuk satu desa memiliki satu Puskesmas.
"Itulah kenapa fasilitas kesehatan yang terjangkau dan berkualitas harus segera diwujudkan dan hanya satu orang calon presiden yang mampu mewujudkannya," bebernya.
Tak hanya itu, saat ini anggaran kesehatan Indonesia pada tahun 2024 mencapai Rp187,5 triliun, meningkat 8,7 perden atau Rp15,0 triliun.
Hal tersebut dibandingkan outlook anggaran kesehatan 2023 yang digunakan untuk berbagai kebutuhan termasuk pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Menurut Arya Sadhana, penting meningkatkan anggaran tersebut demi mewujudkan fasilitas kesehatan yang berkualitas dan terjangkau untuk seluruh masyarakat Indonesia.
"Visi misi calon presiden terpercaya sudah dipahami oleh masyarakat. Sebab hanya calon presiden inilah yang memiliki banyak program unggulan dan berani meneruskan program bermanfaat yang sudah diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo."
"Karenanya, amanah memajukan bangsa dan negara Indonesia kita serahkan kepada calon presiden ini," tutup Arya.
Diketahui, Prabowo-Gibran mendapatkan atensi tinggi dari masyarakat.
Hal tersebut diketahui dalam berbagai lembaga survey, salah satunua Lembaga Survei Nasional (LSN) yang merilis hasil survei elektabilitas capres-cawapres 2024 pada 10 Februari 2024.
Survei yang dilakukan LSN pada 4-9 Februari 2024 di 38 Provinsi yang ada di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel 1.200 responden menghasilkan data bahwa pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming unggul jauh dengan 51,9 persen.
Angka tersebut ada di atas hasil dari Anies Baswedan-Muhaimin (24,3 persen), Ganjar Pranowo-Mahfud Md (18,7 persen), dan pemilih yang belum menentukan pilihan (5,1 persen).