- Tim tvOnenews/Julio Trisaputra
Sekjen REPRO Singgung Pendidikan, Ingatkan Gen Z dan Milenial Bijak Memilih
Jakarta, tvOnenews.com - Pendidikan memiliki peran yang sangat krusial dalam pembangunan sebuah negara, tidak terkecuali untuk Indonesia.
Sebab sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan beragam, pendidikan menjadi pondasi utama dalam menciptakan masyarakat yang berpengetahuan luas, kreatif, dan mampu bersaing di tingkat global.
Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang akan membawa dampak positif bagi kemajuan Indonesia.
Dengan masyarakat yang terdidik, Indonesia dapat membangun fondasi yang kokoh untuk menghadapi tantangan global dan mencapai visi sebagai negara maju.
Hal inilah yang melatari keyakinan pemrakarsa gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai atau #PDPP, Arya Sadhana untuk mengajak pemilih muda baik milenial maupun Generasi Z agar lebih cermat memilih calon pemimpin Indonesia demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Menurutnya, pendidikan mampu membentuk karakter dan keterampilan individu dan juga menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
SDM yang berkualitas ini, lanjutnya, akan menjadi kekuatan utama dalam mendukung perkembangan inovasi dan kreativitas.
"Sebab dengan adanya pendidikan yang berkualitas, generasi muda Indonesia dapat mengembangkan ide-ide baru, teknologi canggih, dan solusi kreatif untuk menanggapi tantangan masa depan," ujar Arya Sadhana dalam keterangannya, Selasa (13/2/2024).
Arya Sadhana yang juga merupakan Sekjen Relawan Prabowo (REPRO), mengimbau pemilih muda baik milenial maupun Generasi Z untuk lebih jeli melihat calon pemimpin, khususnya calon presiden yang ada.
Merujuk data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang mencatat bahwa jumlah murid di Indonesia pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024 telah mencapai 53,14 juta orang.
Hampir 50 persen dari angka tersebut adalah murid SD, yakni sebanyak 24,04 juta orang.
Sementara itu, pada tingkat pendidikan tinggi, pada 2022 tercatat ada 9,32 juta orang mahasiswa di Indonesia.
"Mereka inilah generasi penerus bangsa yang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas," lugas Arya Sadhana.
Pendidikan menurut Arya Sadhana akan mampu memberikan akses kepada individu untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dapat meningkatkan peluang pekerjaan.
Menurutnya dengan tingkat pendidikan yang tinggi, tingkat kemiskinan dapat ditekan karena masyarakat lebih mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Namun, tragisnya, untuk mendidik 53 juta murid hanya tersedia 3,36 juta guru di Indonesia dan untuk memberi asupan pada 9 juta mahasiswa menurut Badan Pusat Statistik (BPS) hanya terdapat 316.912 dosen di Indonesia pada 2022.
"Di sinilah pentingnya kita memilih pemimpin yang berkomitmen untuk mencetak pendidik andal demi menciptakan pendidikan berkualitas. Dari ketiga calon presiden saat ini, kita bisa melihat hal tersebut pada satu orang," jelasnya.
Padahal, menurut Arya Indonesia saat ini sudah memiliki Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Jika diakumulasikan, selama periode 2010-2022 LPDP sudah menerima Dana Abadi di Bidang Pendidikan dari APBN sebesar lebih dari Rp119 triliun.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, 11 tahun lalu saat LPDP baru dimulai hanya ada dana Rp1 triliun, dan sekarang sudah mencapai Rp139,1 triliun.
Dari dana tersebut, LPDP menyekolahkan putra-putri terbaik Indonesia ke universitas terbaik di seluruh dunia untuk menopang kemajuan masa depan Indonesia.
Sri Mulyani merinci setidaknya ada 40.174 putra-putri terbaik di Indonesia yang sudah disekolahkan perguruan tinggi favorit seluruh dunia dalam beasiswa murni LPDP.
Di sisi lain, kerja sama LPDP dengan Kemendikbud Ristek membiayai 159.752 penerima beasiswa dan Kementerian Agama sebanyak 20.089 orang.
Selain pemberian beasiswa, Sri Mulyani menyebut, LPDP telah memberikan dana penelitian sebanyak 2.426 proyek riset.
Adapun simpanan dana abadi pendidikan di Indonesia sebesar 10 miliar dolar AS atau setara dengan Rp150 triliun (Kurs Rp15.000).
"Karena persentase penerima LPDP baru menyentuh 0,01 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah mahasiswa penerima manfaat LPDP yang baru 200 ribuan itu belum cukup untuk syarat Indonesia sebagai negara maju."
"Karenanya, kita harus mendorong upaya untuk meningkatkan kemampuan generasi muda sebagai upaya mewujudkan visi Emas 2045," papar Arya.
Menurtnya bila Indonesia mampu memaksimalkan anggaran pendidikan yang ada, maka Indonesia akan memiliki tenaga kerja terdidik yang memiliki produktivitas lebih tinggi.
Terlebih dalam era Revolusi Industri 4.0, pendidikan memiliki peran kunci dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi perubahan cepat dalam teknologi dan pasar kerja.
Keterampilan digital dan pemahaman teknologi menjadi sangat penting untuk bersaing di dunia kerja modern.
Namun, lanjut Arya, yang harus dipahami baik pendidik maupun yang dididik haruslah menggunakan pengetahuannya untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia tanpa tergoda ikut serta dalam politik praktis, terlebih bila gerakan yang dilakukan diyakini akan menghambat proses kemajuan yang ada.
"Pendidikan tidak hanya tentang penguasaan keterampilan teknis, tetapi juga membangun kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan dan moral."
"Semua kaum terdidik haruslah menggunakan segala daya dan upaya untuk kemajuan bangsa yang dimotori oleh pemimpin dengan visi besar bagi negara. Dan pemimpin yang memiliki visi besar untuk kemajuan Indonesia bisa dilihat pada satu sosok saja," beber Arya.
Sebagai Sekjen REPRO, Arya mengimbau Gen Z dan milenial memilih pemimpin yang tepat seperti Prabowo-Gibran.
"Visi misi calon presiden terpercaya sudah dipahami oleh masyarakat. Sebab hanya calon presiden inilah yang memiliki banyak program unggulan dan berani meneruskan program bermanfaat yang sudah diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo."
"Karenanya, amanah memajukan bangsa dan negara Indonesia kita serahkan kepada calon presiden ini," pungkasnya.
Ia juga menyinggung keunggulan pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam berbagai survei.
Hal itu membuat gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai atau #PDPP optimis pemilihan presiden hanya akan berlangsung satu putaran saja.
Diketahui, Prabowo-Gibran mendapatkan atensi tinggi dari masyarakat.
Hal tersebut diketahui dalam berbagai lembaga survey, salah satunua Lembaga Survei Nasional (LSN) yang merilis hasil survei elektabilitas capres-cawapres 2024 pada 10 Februari 2024.
Survei yang dilakukan LSN pada 4-9 Februari 2024 di 38 Provinsi yang ada di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel 1.200 responden menghasilkan data bahwa pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming unggul jauh dengan 51,9 persen.
Angka tersebut ada di atas hasil dari Anies Baswedan-Muhaimin (24,3 persen), Ganjar Pranowo-Mahfud Md (18,7 persen), dan pemilih yang belum menentukan pilihan (5,1 persen).