- Didi Syachwani
Polisi Bantah Pelaku Pengeroyokan Pelajar SMP di Sampit Berjumlah 30 Orang
Kotawaringin Timur, Kalteng - Kapolsek Ketapang, AKP Syamsul Bahri, membantah jika pelaku pengeroyokan seorang pelajar SMPN 4 Sampit, Kabupatan Kotawaringin Timur, jumlahnya sampai 30 orang, sebagaimana yang disebutkan ibu korban.
"Matilah anak orang bang kalau sampai 30 orang, kami sudah menangani masalah ini sejak kejadiannya kemaren. Pelakunya cuma 4 orang saja," tegas Syamsul.
Kepastian tentang jumlah pelaku cuma 4 orang ini didapat saat pihak Polsek Ketapang memanggil pihak sekolah dan pihak keluarga korban, di kantor Polsek, beberapa jam setelah keributan di sekolah itu terjadi.
"Bahkan korban yang sudah sadar dan diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit juga ikut dihadirkan dalam pertemuan itu. Disitulah terungkap jika pelakunya cuma 4 orang. Waktu itu korban juga tidak membantahnya," terang Syamsul.
Dalam pertemuan itu, kata Syamsul, pihak sekolah meminta agar diberikan kesempatan untuk dilakukan mediasi dulu dengan para pihak, dan pihak polsek mempersilahkan saja. Rencananya hari Senin (20/12/2021) mendatang mediasi ini dilakukan.
"Kami akan mengawal mediasi ini, dan sudah kami sampaikan kepada mereka, jika mediasi ini gagal, kami siap melanjutkan proses hukumnya," tegasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan kepala sekolah SMPN 4 Sampit, Suyatmi, S.Pd, yang menegaskan jika pelakunya memang cuma 4 orang.
"Mungkin pada waktu kejadian banyak anak-anak yang berdatangan kesitu, tapi mereka cuma sekedar menyaksikan saja. Kebetulan kejadiannya memang di dalam kelas korban, dan saat itu tidak ada pelajaran karena siswa baru selesai ulangan umum sekolah," kata Suyatmi.
Terhadap para pelaku, Suyatmi memastikan, pihak sekolah pasti akan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya. Soal apa nanti sanksinya, kita lihat saja nanti hasil rapat kepala sekolah dengan dewan guru.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya viral berita tentang aksi perundungan yang dialami seorang pelajar SMP kelas VII. Pelakunya adalah kakak kelasnya sendiri dari kelas VIII dan kelas IX.
Akibat pengeroyokan itu, korban sempat jatuh pingsan dan langsung dilarikan ke RSUD Dr. Mudjani Sampit oleh pihak sekolah. Untungnya tidak berapa lama setelah dirawat, korban akhirnya siuman, dan hasil pemeriksaan rongent, tidak ditemukan cedera yang membahayakan.
Kepada awak media, orangtua korban menyebutkan jika pelaku yang mengeroyok anaknya berjumlah 30 orang, dan aksi tidak terpuji ini terjadi di dalam kelas korban.
"Mereka (pelaku) memaksa minta uang sebesar Rp. 20 ribu kepada anak saya, tapi anak saya tidak mau. Rupanya penolakan ini membuat para pelaku marah dan langsung memukuli anak saya," kata Musriah, ibu korban.
(Didi Syachwani/ MTR)