- istimewa - Antara
ART asal NTT Diduga Disekap dan Dianiaya Majikan di Jakbar, Kondisinya Memprihatinkan
Jakarta, tvOnenews.com - Memilukan nasib seorang asisten rumah tangga (ART) di Jakarta Barat (Jakbar). Pasalnya, wanita berinisial IP (23) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu diduga jadi korban penyekapan dan penganiayaan yang dilakukan majikan.
Mirisnya, ia mendapatkan kekerasan selama 6 bulan bekerja, di Jakarta Barat. Bahkan, korban sering dipukul, dibentak hingga makannya tidak teratur.
Selain itu, art itu pun disekap di sebuah rumah, Kelurahan Grogol, Tanjung Duren, Jakata Barat masih diselidiki.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Andri Kurniawan menyampaikan, hingga kini pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap empat orang saksi. Termasuk ART dan majikannya.
"Masih kami lakukan pemeriksaaan saksi, kami dalami hasil pemeriksaan, nanti kami (sampaikan)," kata Andri, Sabtu (24/2/2024).
Menurutnya, salah satu pemeriksaan itu adalah terkait kesehatannya.
Bahkan, polisi mengarahkan agar terduga korban IP dirawat untuk melihat kondisinya seperti apa.
"Masih hasil penyelidikan kami, hasil visum nanti kami (sampaikan). (Kerja) lima bulanan, mereka hanya berdua sama majikannya," ujarnya.
Kendati demikian, Andri belum mau membeberkan lebih jauh ihwal hasil terkini pemeriksaan.
Menurutnya, hasil itu akan disampaikan kepada publik apabila seluruh rangkaiannya telah selesai.
Sebelumnya diberitakan, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita berambut bondol tengah duduk di atas tembok pagar dengan kondisi memprihatinkan lantaran kurus kering.
Bahkan dari pantauan tvOnenews, di video yang beredar, diduga wanita tersebut mengalami penganiayaan dan penyekapan oleh majikannya sendiri.
Pasalnya, rambutnya seperti dicukur acak hingga tak lagi nampak seperti seorang wanita.
selain itu, tampak korban korban menerima sebuah bungkusan makanan dari warga yang juga berasal dari NTT yang iba kepadanya.
Namun, kala warga itu menanyai soal kondisinya, terkait apakah dia makan layak atau tidak, IP nampak menyuruh warga itu agar tidak berbicara terlalu kencang.
Dia menempatkan jari telunjukknya di depan mulut, kemudian menunjuk ke arah belakang punggungnya, seolah takut ketahuan oleh majikannya. (aag)