- ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga
Presiden Jokowi Ingatkan agar Tetap Hati-hati Namun Optimis Hadapi Risiko Resesi Ekonomi Global
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta penyusunan target pertumbuhan ekonomi untuk berhati-hati terhadap risiko ekonomi global seperti resesi.
Namun, target pertumbuhan juga harus tetap optimis. "Antisipasi dalam menyusun target pertumbuhan juga harus mencerminkan kehati-hatian tapi optimisme dan kredibilitas agar tetap harus kita jaga," kata Jokowi dalam Sidang Kabinet, di Jakarta, Senin (26/2/2024).
Dalam sambutannya di awal sidang, Presiden Jokowi menyoroti tentang situasi dan risiko ketidakpastian ekonomi global yang berpengaruh pada kerangka ekonomi makro tahun 2025.
Ia mengatakan bahwa perekonomian beberapa negara seperti Inggris dan Jepang sudah masuk ke dalam resesi. "Kita tahu semuanya beberapa negara sudah masuk ke resesi seperti Jepang, Inggris yang baru saja masuk proses resesi itu," kata dia lagi.
Oleh karenanya, Presiden meminta agar para jajaran dapat mengantisipasi dengan menyusun target pertumbuhan ekonomi secara hati-hati.
Di saat yang sama, Jokowi juga mengingatkan jajaran kementeriannya untuk tetap optimis dan kredibel akan target perekonomian Indonesia.
Selain itu, Presiden juga meminta agar pemerintah pusat dan daerah melakukan penajaman anggaran dan menyiapkan rencana alternatif (contingency plan) jika terjadi gejolak maupun krisis ekonomi.
"Lakukan penajaman fokus pemerintah pusat dan daerah dengan menyiapkan rencana alternatif jika ada gejolak dan krisis," kata Jokowi.
Sebagai perbandingan, ekonomi Jepang dilaporkan tergelincir ke dalam resesi setelah dua kuartal mengalami kontraksi pada kuartal ketiga dan keempat tahun lalu.
Menurut data pemerintah Jepang pada Kamis (15/2), ekonomi negara itu menyusut pada tingkat tahunan sebesar 0,4 persen pada periode Oktober-Desember karena daya belanja yang lemah.
Produk domestik bruto (PDB) riil, nilai total barang dan jasa yang diproduksi di Jepang, menyusut 0,1 persen dari kuartal sebelumnya, menurut angka awal pemerintah. Menurut Kantor Kabinet Jepang, hal ini menandai kontraksi untuk kuartal kedua setelah penurunan 0,8 persen yang tercatat pada kuartal ketiga 2023.
Sementara itu, menurut data dari Office for National Statistics, perekonomian Inggris dilaporkan terkontraksi sebesar 0,1 persen pada kuartal III 2023. Kinerja perekonomian yang negatif itu berlanjut pada kuartal IV 2023 dengan penurunan sebesar 0,3 persen. (ant/iwh)