Co-captain Timnas Pemenangan AMIN, Tom Lembing.
Sumber :
  • Tim tvOnenews/Abdul Gani Siregar

Tegas! Tom Lembong Cibir Pemerintah Fokus Berpolitik dan Abai Terhadap Masyarakat

Senin, 26 Februari 2024 - 17:49 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Co-captain Timnas Pemenangan AMIN, Thomas Trikasih Lembong atau dikenal sebagai Tom Lembong mengkritik pemerintah yang malah fokus berpolitik di masa pemilu menyebabkan abai terhadap kebutuhan masyarakat.

Hal ini dinilai Ekonom Senior Indonesia ini dari sejumlah bahan pokok yang melambung tinggi lantaran pemerintah sibuk mengurus persoalan Pemilu 2024.

"Selama ini saya menyimak, (pemerintah) malah sibuk dengan berpolitik sehingga keperluan masyarakat tidak keurus dengan baik," ujarnya, di Rumah Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X, Jakarta Selatan, Senin (26/2/2024).

Terlebih isu krisis sejumlah pangan menjelang puasa dan lebaran perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah.

"Masyarakat tidak hanya mengonsumsi beras saja. Ada beberapa hal lainnya, seperti tepung, kedelai, telur, ayam, dan mie. Ya secara teknokratis, pemerintah bisa segera kembali mengurus keperluan-keperluan masyarakat," tegas dia.

Namun lagi-lagi, Tom melihat isu krisis pangan menjelang bulan puasa menjadi peluang bagi politikus untuk melakukan politisasi.

Dia geram, seharusnya tidak boleh mencampuri urusan politik dan birokrasi dalam pemerintahan.

"Saya sih khawatir bahwa sibuknya petinggi-petinggi dan pejabat dengan politik, itu menghambat upaya-upaya yang lazim diambil secara preventif menjelaskan bulan ramadan," ungkap dia.

"Saya berasumsi bahwa pejabat sekarang lagi sibuk jadi pemadam kebakaran soal beras. Jadi berapa kapasitas pemerintah yang tersisa untuk persiapan jelang Ramadan misalnya. Jadi paling ideal tuh politik diserahkan ke politisi, dan birokrasi diserahkan ke birokrasi. Jangan dicampuradukkan," tandas dia.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Zulkifli Hasan mengatakan akan melakukan rapat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kenaikan sejumlah harga pangan di pasar.

Oleh karena itu, sebelum menggelar rapat yang dipimpin oleh Jokowi langsung pada hari ini, politikus yang akrab disapa Zulhas melakukan sidak harga di Pasar Rakyat Klender, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024) pagi hari.

"Nanti kita akan rapat habis ini (sidak), makanya saya ke pasar. (Rapat) dipimpin oleh presiden langsung," ujar dia.

Berdasarkan penuturan Zulhas, dia mengatakan harga ayam cenderung stabil namun untuk telur ayam mengalami kenaikan harga.

"Kalau ayam stabil harganya, kalau telur naik Rp32.000, biasanya Rp29 ribu. Di sini paling mahal Rp30 ribu lah, kalau patokan pemerintah Rp29.000," jelas dia.

Salah satu yang menjadi penyebab adanya kenaikan harga telur dikarenakan harga pakan ayam juga ikut naik.

"Nanti kita lihat apa sebabnya karena harga pakan jagung juga naik. Kalau itu terus berlanjut seperti yang lalu-lalu, harga jagung itu kan subsidi Rp1.000 per kilo, sehingga dia bisa pakannya terkendali lagi harganya," ungkapnya.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini merasa wajar ada kenaikan harga pangan menjelang bulan puasa dan hari raya. Ini adalah momentum yang kerap terjadi setiap tahunnya.

"Yang paling penting barangnya ada, telurnya ada, ayamnya ada, cabainya ada, sembako lengkap. Harga ya kalau lebaran biasanya ada kenaikan, sekali lagi itu berhubungan kalau permintaan melonjak, itu biasanya ada (kenaikan harga)," paparnya.

Sebagai informasi, melansir dari laman panelharga.badanpangan.go.id, diinformasikan sejumlah harga pangan mengalami kenaikan.

Mulai dari beras premium, kedelai biji kering (impor), bawang merah, bawang putih bonggol, daging ayam ras, telur ayam ras, gula konsumsi, minyak goreng kemasan sederhana, tepung terigu curah mengalami kenaikan.

Begitu pula dengan harga ikan gembung, ikan tongkol, minyak goreng curah, garam halus beryodium, dan tepung terigu kemasan juga mengalami kenaikan harga.

Kenaikan harga terjadi mulai dari 0,12 persen hingga yang tertinggi 3,54 persen. (agr/ree)
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:16
05:48
07:14
01:12
01:05
01:25
Viral