Deretan Kekerasan Berujung Kematian Santri di Pondok Pesantren, 3 Tahun Terakhir Sedikitnya Ada 16 Kasus.
Sumber :
  • istimewa

Deretan Kekerasan Berujung Kematian Santri di Ponpes, 3 Tahun Terakhir Sedikitnya 16 Kasus Terungkap

Kamis, 29 Februari 2024 - 00:15 WIB

Seorang santri BT dikeroyok oleh santri lainya di salah satu pondok pesantren di wilayah Kecamatan Geger, Bangkalan, Madura hingga meninggal dunia. 

Akibat pengeroyokan membuat korban santri mengalami penganiayaan berat bagian tubuhnya, hingga dilarikan ke Puskesmas setempat. Namun saat dilakukan penanganan medis, nyawa korban tak tertolong. 

Jenazah korban kemudian dibawa ke RS Syarifah Ambami Rato Ebuh, Bangkalan,untuk menjalani otopsi di kamar jenazah rumah sakit. 

Polisi menduga pelaku penganiayaan itu adalah kakak kelas atau senior korban. Menindaklanjuti kejadian itu, polisi sudah meminta keterangan sejumlah saksi untuk mengungkap siapa pelaku penganiayaan itu dan berapa orang yang melakukannya. Sudah ada belasan orang telah dimintai keterangan.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP Bangkit Dananjaya mengatakan terdapat luka lebam di tiga bagian tubuh korban. Yakni mulai dari lengan, punggung, hingga dadanya.

"Hasil pemeriksaan sementara, lebam terjadi di lengan, punggung, dan bagian dada," ujar Bangkit.

8. Kematian Santri Daffa Washif Waluyo (2022)

Santri Daffa Washif Waluyo, 14, meninggal akibat tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seniornya.

Daffa dikabarkan meninggal dunia usai mengalami kekerasan pada Sabtu (19/11/2022) malam. Santri yang berasal dari Desa Katikan, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi mengalami kekerasan karena diduga melanggar aturan terkait kebersihan. 

Pelaku kekerasan adalah seniornya dengan inisial MH, 16, asal Karanganyar. Korban mendapat satu kali tendangan dan pukulan di bagian dada. 

Korban pun sempat dilarikan ke klinik sebelum dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 02.00 WIB.

Pihak ponpes kemudian memberitahukan keluarga korban pada Minggu (20/11) sekitar pukul 05.00. Setelah mendapat kabar duka tersebut, ayah korban, Dwi Minto Waluyo serta dua paman korban, Kuswanto dan Nurhuda berangkat menjemput jenazah. Namun, sebelumnya pihak keluarga juga telah melaporkan kejadian itu ke Polsek Masaran.

Atas laporan itu, akhirnya jenazah korban dibawa ke RSUD Moewardi Solo untuk autopsi. Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama membenarkan ada kejadian tersebut. Pihak kepolisian telah melakukan penahanan dan pemeriksaan pada senior yang melakukan kekerasan pada juniornya tersebut.

9. Kematian Santri INF (2023)

INF (13), santri Ponpes Al Berr, Pasuruan yang dibakar seniornya akhirnya meninggal dunia. Dia sempat mendapatkan perawatan selama 19 hari di RSUD Sidoarjo. 

Kejadian memilukan tersebut terjadi pada malam tahun baru 2023. Sabtu, 31 Desember 2022, sekitar pukul 22.00 WIB terjadi cekcok antara INF dengan seniornya MHM (16). 

MHM datang ke kamar INF sambil marah-marah. INF dituding mencuri uang MHM dan santri lainnya.

"Korban dituduh mencuri barang dan uang," jelas Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Farouk Ashadi Haiti, Senin (2/1/2023).

Sambil marah-marah, MHM lalu melemparkan botol air mineral yang berisi Pertalite ke tembok dekat INF duduk. Pertalite dalam botol tumpah mengenai tubuh INF.

Pelaku MHM kemudian menyalakan korek sehingga tubuh korban terbakar dan kemudian ditolong para santri. Korban kemudian dibawa ke RS Husada Pandaan lalu dirujuk ke RSUD Sidoarjo karena luka bakarnya tergolong parah.

Farouk menambahkan, pihaknya langsung memeriksa sejumlah saksi, termasuk para santri. Barang bukti berupa sarung warna hitam bekas terbakar, kaus, hingga botor air mineral berisi Pertalite diamankan.

Namun, versi berbeda sempat disampaikan oleh pihak Ponpes Al Berr. Kepala Ponpes Al Berr M Fatihurrohman mengungkapkan, korban INF memang ketahuan mencuri barang dan uang milik santri lainnya. Dia kemudian dimarahi oleh seniornya, MHM.

Kemudian terjadi cekcok dan terjadilah saling dorong sehingga korban terjatuh menyenggol botol bensin Pertalite. Fatihurrohman melanjutkan, MHM menakut-nakuti korban dengan korek api dengan niat memberikan efek jera. Celakanya, api korek justru menyulut bensin hingga korban terbakar.

"Ketika terbakar santri-santri yang lain langsung menolong memadamkan api pakai air dan selimut," ungkap Fatihurrohman.

Berita Terkait :
1 2
3
4 5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:55
04:54
01:22
01:46
02:16
05:13
Viral