- Tim tvOne/Langgeng
Viral Perolehan Suara PSI Mendadak Membengkak Nyaris Dapat Kursi di DPR, Grace Natalie Singgung Pihak-pihak yang Nyinyir
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie menanggapi viral rekapitulasi hasil penghitungan suara di Sirekap KPU pada Pemilu 2024.
Dia menegaskan hal tersebut wajar terjadi penambahan suara dari KPU, yang mana menjadi perdebatan beberapa pihak.
Menurutnya, semua pihak seharusnya tidak tendensius dalam penyikapi perolehan suara PSI.
"Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace Natalie dalam keterangannya, Sabtu (2/3/2024).
Grace menilai masih banyak kemungkinan penambahan atau pengurangan suara pada hasil rekapitulasi sementara KPU.
Adapun, PSI saat ini memperoleh 3,13 persen suara dari pemilihan anggota DPR sekira pukul 12.00 WIB. Dalam sistem Sirekap KPU, penghitungan suara mencapai 65,73 persen.
Dengan pencapain tersebut, PSI masih membutuhkan lebih kurang 0,87 persen suara untuk melewati ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Grace Natalie menuturkan PSI masih optimis bisa mencapai ambang batas parlemen, sehingga mendapat kursi di DPR, Senayan.
"Apalagi hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi, yang mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat," jelasnya.
Dalam beberapa hasil hitung cepat (quick count) lembaga survei, salah satunya dari Indikator, PSI memperoleh 2,66 persen suara, sementara hasil rekapitulasi sementara KPU (real count) 3,13 persen. Ada perbedaan sampai 0,47 persen dari dua perhitungan itu.
Grace menilai perbedaan itu tidak hanya dialami PSI, tetapi juga partai-partai lain.
Grace menyebut dari hasil quick count Indikator, suara PKB dan Partai Gelora juga lebih besar di rekapitulasi suara KPU dibandingkan dengan hasil hitung cepat.
Oleh karena itu, Grace menyesalkan penilaian beberapa pihak yang dia nilai tendensius terhadap PSI.
"Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankah kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung," imbuhnya.(ant/lpk)