- ANTARA FOTO/Fauzan/foc/aa
BMKG Nyalakan Alarm Bahaya di Jakarta Hari Ini Minggu 3 Maret 2024, Semua Warga Harus Waspada
Jakarta, tvOnenews.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membunyikan alarm bahaya terkait kondisi cuaca sebagian besar wilayah DKI Jakarta yang terjadi pada Minggu (3/3/2024).
Berdasarkan laman resmi BMKG yang dipantau, sebagian besar wilayah DKI Jakarta bakal diguyur hujan dengan intensitas ringan dan disertai petir.
Sejak pagi hari cuaca di wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dengan intensitas ringan. Lalu siang hari sebagian besar wilayah Jakarta diguyur hujan yang disertai dengan petir. Hanya, Kepulauan Seribu yang diperkirakan berawan tebal.
Kemudian, BMKG mengeluarkan peringatan dini agar masyarakat mewaspadai potensi hujan ringan-sedang disertai kilat/petir di Jaksel, Jakbar, dan Jakut pada siang hingga sore hari.
Sementara, pada malam hari hanya Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang diperkirakan hujan ringan. Sedangkan, wilayah lainnya diperkirakan cerah berawan.
Suhu udara di Jakarta pada Minggu, 3 Maret 2024 diperkirakan berada pada kisaran minimum 24 derajat hingga 30 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban udara diperkirakan berada pada kisaran 80-100 persen.
Suhu yang paling tinggi berada di wilayah Jakbar, Jaktim dan Jaksel dengan suhu berkisar 24-30 derajat Celcius dan kelembaban udara pada kisaran 80-100 persen.
Diberitakan sebelumnya, BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba (peralihan musim) yang diprakirakan berlangsung pada bulan Maret hingga April 2024.
"Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya.
Berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG, didapati saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian selatan Indonesia.
Hal tersebut mengindikasikan wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim pada bulan Maret hingga April.
Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.
Kondisi itu terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.
Karakteristik hujan pada periode ini cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif, seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.
Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es.
Selain itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan terdapat beberapa fenomena atmosfer yang terpantau masih cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan yang disertai kilat/angin kencang di wilayah Indonesia.
Fenomena tersebut yaitu pertama aktivitas Monsun Ssia yang masih dominan. Kedua, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) pada kuadran 3 (Samudra Hindia bagian timur) yang diprediksi akan memasuki wilayah Pesisir Barat Indonesia pada beberapa pekan ke depan.
Selanjutnya adanya aktivitas gelombang atmosfer di sekitar Indonesia bagian selatan, tengah, dan timur. Keempat, terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di Indonesia bagian tengah dan selatan.(ant/lkf)