- tim tvOne
Fakta-Fakta Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Temukan Keanehan
Jakarta, tvOnenews.com - Ibu kandung bunuh anak di Bekasi, begitu menghebohkan publik. Pasalnya, sang Ibu SNF (26) usai membunuh dengan 20 tusukan di tubuh korban, malah tertawa saat diinterogasi polisi, Kamis (7/3) kemarin.
Lantas, bagaimana fakta-fakta ibu kandung bunuh anak sendiri di kediamannya?
- Rekan Ayah Korban
Kapolsek Bekasi Utara, Kompol Yuliati menceritakan, pihaknya mendapatkan informasi melalui Bhabinkamtibmas di perumahan tersebut.
Pada saat itu, terdapat seorang saksi dari rekan ayah korban mendatangi rumahnya. Ayah korban diketahui sedang berada di luar kota.
Saat saksi mengetuk pintu rumah, ternyata tidak ada respons. Adapun rumah tersebut ditinggali ibu korban, saudara ayah korban, balita berusia 2 tahun, dan
korban.
"Begitu si tamu itu datang tidak boleh masuk, begitu dipaksa masuk, ternyata udah ada darah, akhirnya dia larilah ke sekuriti yang di depan," ungkap Kompol Yuliati Kamis, (7/3/2024).
Kemudian, sekuriti berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas dan Polsek Bekasi Utara untuk olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Lanjutnya jelaskan, bahwa korban tergeletak bersimbah darah di atas tempat tidur.
Mirisnya, tubuh korban ditemukan ada bekas luka tusukan, diperkirakan hingga 20 kali tusukan.
"Bersimbah darah di tempat tidurnya, begitu di sana kita olah TKP. Ini masih belum jelas antara 18 atau 20 tusukan," jelas Yuliati.
- Hasil Olah TKP
Kemudian, berdasarkan olah TKP, kepolisian mengamankan pisau dapur yang diduga sebagai alat untuk menikam korban hingga tewas.
Selanjutnya, korban telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, tak lain untuk menjalani autopsi.
"Dibawa ke RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur untuk dilakukan autopsi," pungkas Kapolsek.
- Alasan Ibu Bunuh Anak
Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra bercerita, terduga pelaku pembunuhan yang merupakan ibu kandung berinisal SNF (26) menghabisi nyawa anak AAMS (5) secara membabi buta, saat korban sedang tertidur.
"Dari pengakuan (dihabisi) pada saat (korban) tidur,” ujar Wira kepada wartawan, Kamis (7/3/2024).
Lanjutnya menceritakan, bahwa terduga pelaku mengaku tega menusuk buah hatinya hingga 20 tusukan, lantaran mendapatkan bisikan gaib.
“Nanti masih dalam pendalaman tapi hasil wawancara sementara bahwa terduga pelaku mendapat bisikan gaib,” ungkapnya.
Meski demikian, polisi, kata Wira, akan mendalami kondisi kejiwaan pelaku.
- Usai Membunuh Anak, Sang Ibu Tertawa
Ironinya, usai membunuh anak kandungnya, lalu SNF diperiksa atau diinterogasi polisi. Mirisnya, saat diperiksa, ia malah tertawa, sehingga polisi menduga sang ibu kandung terindikasi mengalami gangguan jiwa saat habisi nyawa balita yang merupakan anaknya AAMS (5).
Hal itu dikatakan Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra. Bahkan dia jelaskan, “Kondisi yang bersangkutan masih stabil, dan mohon maaf tadi pada saat diambil keterangan sedikit tertawa.”
Oleh sebab itu, untuk memastikan kondisi kejiwaan pelaku, Polres Metro Bekasi Kota, kata dia, akan menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor).
“Tentunya nanti kita akan berkoordinasi dengan Apsifor maupun pemeriksaan psikologi terhadap terduga pelaku,” imbuhnya.
- Didiagnosa Alami Skizofrenia
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Muhammad Firdaus mengatakan, SNF (26) seorang ibu kandung yang membunuh anaknya AAMS (5) secara sadis didiagnosa alami gangguan kejiwaan skizofrenia atau gangguan emosi, delusi, halusinasi, pikiran terorganisir dan gangguan persepsi.
Lanjutnya jelaskan, temuan tersebut merupakan hasil pemeriksaan dari tim psikolog yang melibatkan Komisi Perlidungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi dan Dinas Perlidungan Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (DP3A).
“Hasil dari pemeriksaan terhadap pelaku, ini akibat dari adanya kalau dari hasil psikologi, pelaku ini terindikasi skizofrenia yang dialami pelaku yaitu dapat dijelaskan ada gangguan emosi, delusi, halusinasi, pikiran terorganisir dan gangguan persepsi,” terangnya.
Menurut Firdaus, gangguan kejiwaan itu membuat SNF berhalusinasi sehingga tega membunuh buah hatinya sendiri.
Keanehan psikologi yang dialami oleh tersangka, kata Firdaus, sudah terjadi sejak 2 bulan terakhir. Hal itu diketuhui oleh suami tersangka yang merasakan perbedaan prilaku tersangka.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap suami tersangka itu mengetahui ada keanehan lebih kurang dua bulan terakhir, nah keanehan ini yang diduga suaminya ini faktor terjadinya kejadian ini,” ungkapnya.
Keanehan yang dimaksud, lanjut Firdaus, mengandung unsur SARA. Sehingga dia tidak menjelaskannya secara detail pada kesempatan tersebut.
“Ya keaneahan yang dimaksud itu halusinasi jadi kalau saya jelaskan apa kata-katanya ini ada mengandung SARA. Jadi mohon maaf tidak bisa saya sebutkan di dalam rilis,” ujarnya. (aag)
Baca berita tvOnenews.com lainnya di Google News.