- istimewa
Sempat Rasakan Turbulensi saat Pilot Tidur, Pramugari Kabarkan Kondisi Penumpang
Jakarta, tvOnenews.com - Ramai diperbincangkan soal Pilot dan Kopilot Batik Air tertidur saat pesawat sedang terbang. Bahkan, sampai Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis laporan soal insiden itu.
Mirisnya, di dalam rilis laporan itu, diceritakan Kopilot sempat merasakan turbulensi saat Pilot tertidur.
Namun sebelumnya, KNKT ceritakan selengkapnya soal insiden pilot dan kopilot Batik Air rute Kendari-Jakarta tidur 28 menit saat terbang, pada tanggal 25 Januari 2024.
Pilot yang tidur tersebut yakni pilot utama berusia 32 tahun dan seorang co-pilotnya berusia 28 tahun.
Dalam insiden ini, ada dua istilah yang digunakan oleh KNKT, yaitu LT (local time/waktu setempat) dan UTC (Universal Time Coordinated).
Hal ini lantaran, ada perbedaan waktu plus 7 jam antara UTC dengan WIB dan 8 jam dengan WITa.
KNKT ceritakan kronologi lengkapnya, pada pukul 01.25 waktu setempat, pesawat rute Jakarta - Kendari terjadwal lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Awaknya adalah pilot dan kopilot serta 4 orang pramugari. Namun sebelum persiapan terbang, kopilot curhat kekurangan istirahat, dia merasa kelelahan.
Akhirnya, jadwal penerbangan pun mundur menjadi pukul 02.55 waktu setempat. Kemudian, pukul 03.14 waktu setempat, pesawat pun lepas landas.
Hal ini terjadi karena berdasarkan dan rekomendasi sesuai aturan penerbangan.
Setelah lepas landas, saat pesawat melajut di ketinggian 36.000 kaki. Selama terbang, pilot menawarkan untuk kopilot beristirahat karena kurang tidur tadi.
Mendengar hal itu, kopilot beristirahat 30 menit. Tugasnya memonitor pun diambil alih oleh pilot.
Lalu, Kopilot terbangun sebelum pesawat berancang mendarat di Bandara Haluuleo Kendari.
Pada pukul 07.11 waktu setempat, pesawat Batik Air mendarat. Namun sebelum mendaran, dan saat pesawat mendekat ke Kendari, Air Traffic Control (ATC) Kendari menyarankan pesawat mendelay.
Hal ini lantaran ada faktor cuaca dan bandara disebut masih tutup. Pesawat pun bertahan di atas udara sebelum pendaratan selama 30 menit.
Pada pukul 07.48 waktu setempat, pesawat pun selesai boarding, dan pesawat mulai bergerak menuju tujuan penerbangan pulang dengan nomor penerbangan BTK6723.
Kedua pilot menggunakan headset mereka untuk memantau udara komunikasi radio pengatur lalu lintas. Pengeras suara kokpit menyala dengan volume minimal.
Nah, pada pukul 00.55 UTC, pesawat berangkat dari Kendari menuju Jakarta. Dalam penerbangan ini, pilot dan kopilot menjalankan tugasnya masing-masing. Jumlah penumpang berjumlah 153 orang.
Saat pesawat berada di ketinggian jelajah 22 ribu kaki, ATC Kendali memberikan instruksi ke ATC Makassar agar pesawat terus menanjak ke 36 ribu kaki.
Kemudian, pada pukul 00.37 UTC, pesawat mencapai ketinggian jelajah 36.000 kaki. Setelah mempertahankan ketinggian jelajah, kedua pilot melepas headset dan volume pengeras suara kokpit berbunyi ditingkatkan.
PIC kemudian meminta izin ke kopilot untuk tidur, kopilot pun mengizinkan. Saat itu kopilot mengambil alih tugas pilot.
Setelah tidur, Pilot terbangun pada pukul 01.22 UTC. Ia pun bertanya kepada kopilot, apakah butuh istirahat lagi atau tidak.
Namun, kopilot menolak dan menyatakan tidak ingin beristirahat.
Keduanya kemudian ngobrol santai tak terkait tugas selama 30 menit. Setelah ngobrol, pilot tidur. Tugas diambil alih kembali oleh kopilot.
Kopilot pun berkoordinasi dengan pihak ACC (Air Control Center) Makassar untuk terbang ke arah 275° untuk menghindari kondisi cuaca buruk. Permintaan itu pun disetujui.
Kopilot berkomunikasi dengan pramugari melalui interfon menanyakan kondisi penumpang karena dia merasa pesawat mengalami turbulensi ringan. Kata pramugari, penumpang baik-baik saja.
Kopilot melapor ke ACC Makassar bahwa pesawat sedang dalam tujuan dan melaporkan pesawat aman dari cuaca buruk. Pesawat kemudian melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.
ACC Makassar menginstruksikan kopilot untuk menghubungi ACC Jakarta. Ia pun langsung menghubunginya dan memberi tahu pesawat sudah aman.
Kopilot membaca kembali instruksi dari ACC Jakarta. Beberapa saat kemudian, dilaporkan KNKT, ia tak sengaja tertidur.
12 menit setelah rekaman terakhir tersebut, ACC Jakarta menanyakan ke awak Batik Air, berapa pesawat harus terbang pada arah yang dituju. Namun tidak ada respons dari pilot maupun kopilot.
ACC Jakarta menelepon pilot. Namun karena pilot memang sedang tidur, tidak ada respons.
Beberapa kali ACC Jakarta juga mencoba mengontak pilot, tapi tidak ada satu pun panggilan yang direspons. Pilot tertidur, kopilot tertidur.
Setelah 28 menit dari percakapan terakhir dengan kopilot, pilot yang tadi tidur terbangun. Ia sadar ternyata pesawat berada pada jalur penerbangan yang tidak semestinya atau keluar jalur.
Pilot ternyata melihat kopilotnya tertidur, ia pun langsung membangunkannya. Pada saat yang bersamaan ada panggilan masuk dari ACC Jakarta, pilot pun langsung menanggapi.
Saat itu pilot menyebut ada masalah di radio komunikasi sehingga ada waktu 28 menit tak bisa merespons. Pesawat kemudian berhasil mendarat di Bandara Soetta. (aag)
Baca berita tvOnenews.com lainnya di Google News.