Memilukan, Perundungan Marak Terjadi, Wasekjen MUI: Hilangnya Pendidikan Agama.
Sumber :
  • istimewa

Memilukan, Perundungan Marak Terjadi, Wasekjen MUI: Hilangnya Pendidikan Agama

Sabtu, 9 Maret 2024 - 18:10 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Dalam catatan pemberitaan tvOnenews.com, belakangan ini perundungan atau bullying kerap terjadi, bahkan marak terjadi di dunia pendidikan Indonesia. 

Mirisnya, insiden itu tak berkurang, malah bertambah hingga hampir menghilangkan nyawa korban perundungan. 

Insiden ini tak hanya terjadi di kota-kota kecil saja, melainkan terjadi di kota besar, yang dibilang kota tersebut cukup dalam pembangunan akses infrastruktur pendidikannya. 

Namun, hal itu hanya sebatas gincu saja dan namanya perundungan tetap saja terjadi. 

Apalagi, daerah yang Islamnya garis keras, seperti Aceh telah mengeluarkan fatwa haram bila melakukan perundungan. 

Lantas, apakah fatwa ini bisa efektif untuk mengurangi perbuatan perundungan?

Dalam tayangan Apa Kabar Indonesia di tvOne, Sabtu (9/3/2024), Wasekjen MUI, M Ziyad katakan, adanya fatwa haram itu hanya sebagai seruan moral kepada masyarakat.

"Dan itu tidak hanya menjadi perhatian terhadap siswa tetapi kepada orangtua juga," kata M ziyad.

Di samping itu, ia mengingatkan, bahwa sistem pendidikan di Indonesia ini dibangun dari keluarga, sekolah dan masyarakat. 

"Sekarang inilah yang hilang dalam konteks ini (hilangnya pendidikan agama), makanya dalam agama, pendidikan keluarga itu adalah fundamen yang utama. Dan ini yang kemudian mirisnya, masyarakat kita tak punya peran central di sini," bebernya. 

Bahkan, ironinya lagi, kata dia, saat orangtua menyerahkan anaknya ke sekolah, mereka menganggap peran orangtua sudah selesai. 

"Sementara dalam pandangan agama, pendidikan anak itu tanggungjawab orangtua tetapi keterbatasan orangtua dilegasikannya sebagian kepada sekolah," ungkap Ziyad.

Maka di sini ia katakan, pentingnya sinergi antara pusat pendidikan. Lanjuutnya menuturukan, menariknya apa yang disampaikan pakar pendidikan Abdullah dalam tarbiyahnya.

"Beliau menjelaskan ada tujuh poin penting, tetapi tidak semua. Poin pentingnya adalah, menempatkan pendidikan tentang keimanan, tentang agama," katanya.

"Konteks ini kan berarti tentang kemampuan rasa, apeksi anak ini dibangun sehingga di sekolah dia melihat orang lain adalah bagian dari saya dan ini harus dibiasakan sejak dini," ujarnya. (aag)

Baca berita tvOnenews.com lainnya di Google News.

 
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:37
02:35
05:22
02:34
01:08
05:45
Viral