- Istimewa
Kemenkes Bersama Bakrie Center Foundation Tingkatkan Wawasan soal TBC ke Masyarakat Jelang Hari TBC Sedunia 2024
Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama Bakrie Center Foundation berkolaborasi dalam menyelenggarakan Nonton Bareng & Bedah Film Nafas Harapan, Selasa (19/3/2024).
Kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia, yang jatuh pada 24 Maret 2024.
Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid di Ditjen Tenaga Kerja Kemenkes, auditorium dr. Herman Susilo, MPH.
CEO Bakrie Center Foundation Jimmy Gani mengaku bangga terhadap para penyintas TBC serta kepada para pendukung yang sangat berarti kehadirannya bagi para pasien TBC.
“Edukasi merupakan salah satu aspek terpenting dalam meningkatkan kepedulian kita. Maka dari itu, saya berharap dengan menonton film ini dan mengikuti diskusi dari para narasumber, kita bisa menambah pengetahuan dan yang lebih penting menggaungkan informasi seputar TBC, sehingga bisa meredam stigma mitos soal TBC yang ada di masyarakat,” ujar Jimmy dalam sambutannya.
Sementara, Kementerian Kesehatan yang diwakili oleh Direktur Pencegahan & Pengendalian Penyakit Imran Pambudi senang bisa berkolaborasi dengan Bakrie Center Foundation (BCF) dengan harapan kerjasama ini mampu membawa dampak yang lebih besar.
“Kerjasama ini sudah seharusnya digaungkan, sehingga pentahelix ini semakin kuat. Untuk nantinya bisa kita perkuat lagi kolaborasi antara Kemenkes dengan filantropi seperti BCF dengan kegiatan yang lebih nyata seperti TB Rangers dalam Campus Leaders Program. Sehingga membawa dampak yang lebih baik dan besar dalam rangka melakukan eliminasi TBC,” jelas Imran.
Di tempat yang sama, Pengelola Program TBC Puskesmas Kecamatan Senen dan TB Survivor yang menjadi pemeran dalam film yaitu Indah Lestari menceritakan titik paling rendah ketika didiagnosa TBC.
“Saya pernah ada dalam titik paling rendah ketika didiagnosa TBC, sempat putus asa. Namun, karena saya berada dalam lingkungan yang saling dukung, dimulai dari dukungan POP TB, Puskesmas Kecamatan Senen, Yahintara, serta pihak-pihak lain.
Dia berharap masyarakat bisa lebih aware dan peduli lagi terhadap kesehatan.
"Dari kegiatan ini masyarakat bisa lebih aware dan peduli lagi dan tidak diskriminasi lagi sih. Karena penyakit TBC itu mudah untuk disembuhkan dan tidak se-menakutkan itu,” tutur Indah.
Sebagai informasi, penyelenggaraan nonton bareng dan diskusi film Nafas Harapan merupakan salah satu upaya yang melibatkan lintas sektor.
Hal ini untuk mendorong kepedulian tentang bahayanya penyakit TBC sekaligus untuk mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan diskriminasi dan stigmatisasi baik kepada pasien TBC, keluarganya, maupun penyintas.
Peserta nonton bareng dan diskusi film ini berasal dari berbagai kalangan mulai dari komunitas pemerhati TBC seperti POP TB Indonesia (Perhimpunan Organisasi Pasien TB Indonesia), Indonesia Muda untuk Tuberkulosis (IMUT), Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), Yahintara, Dompet Dhuafa, masyarakat umum, serta 50 TB Rangers yang sedang menjalankan magang Campus Leaders Program 8 di BCF.
Tak hanya menyaksikan film nafas harapan, peserta diajak untuk turut berdiskusi bersama para pemeran dalam film tersebut, juga diajak melihat lebih dekat perkembangan kasus TBC di Indonesia saat ini.
Dalam sesi talkshow menghadirkan 6 narasumber yaitu Ketua Tim Kerja Tuberkulosis dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA, sutradara Film Nafas Harapan Gautama, Ketua POP TB Budi Hermawan, Koordinator Wilayah Jakarta Yahintara Ar. B. Evita Sekarsari, ST, M.Ars., IAI, Pengelola Program TBC Puskesmas Kecamatan Senen dan TB Survivor yang menjadi pemeran dalam film yaitu Indah Lestari.
Film Nafas Harapan merupakan film dokumenter yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2023.
Film yang disutradarai oleh Gautaman ini mengisahkan perjalanan seorang penyintas TBC bernama Indah Lestari, yang berjuang melawan TBC meski dalam keterbatasan.
Dalam film tersebut juga diceritakan bagaimana dukungan dari seluruh pihak membantu Indah dalam mencapai kesembuhan.
Indah terdiagnosa TBC RO (Resisten Obat) pada tahun 2022 dan sudah dinyatakan sembuh pada tahun 2023 berkat pengobatan yang disiplin serta dukungan dari seluruh pihak.(lkf)