Ilustrasi seorang pekerja di pabrik industri di bidang sawit..
Sumber :
  • (ANTARA/Zabur Karuru/Spt/aa)

Tidak sedang Deindustrialisasi, Kinerja Manufaktur Positif di Indonesia

Jumat, 29 Maret 2024 - 13:00 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Saat ini Indonesia masih belum mengalami deindustrialisasi, karena kinerja yang dilakukan manufaktur masih bertumbuh positif.

Fase penurunan pada kontribusi industri yang disebabkan oleh manufaktur tidak berpengaruh pada bidang perekonomian

Hal ini membuat deindustrialisasi dibantah oleh Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LPEM FEB) Universitas Indonesia Kiki Verico.

"Deindustrialisasi itu dialami oleh negara yang sudah mencapai tahap advanced manufacturing atau maju manufakturnya lalu menurun (sunset)," ujar Kiki di Jakarta, Jumat (29/3/2024).

"Dan mulai digantikan negara lain yang manufakturnya baru take-off. Negara industri maju itu lalu bergeser backbone ekonominya dari industri manufaktur ke sektor jasa," sambungnya.

Berkaca dari kinerja yang berjalan sampai saat ini dilakukan oleh manufaktur, masih menunjukkan sisi positifnya.

Sebut saja masih sangat berdampak pada perekonomian di Indonesia. Tentu saja kontribusinya memiliki peran besar di bidang tersebut.

Terlebih lagi, kehadiran manufaktur disampaikan olehnya dijadikan modal penting dalam menarik perhatian terhadap investasi dari asing.

Tidak lain pada tujuannya untuk terus meningkatkan sistem ekspor Indonesia ke negara lain. Bermula dari situlah akan sangat menguntungkan Indonesia di bidang perekonomian.

"Di sini peran Kemenperin bersama Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Investasi (BKPM) harus harmonis, termasuk kebijakannya. Jangan mendukung industri, sedangkan perdagangan dan investasinya tidak pasti repot," jelasnya.

Penentuan kemajuan negara atau tidak bisa diliat dari sistem ekspor dan impor yang dikelola oleh negara tersebut.

Sebagai penentu untuk mendapatkan investasi dari asing pada tata kelolanya.

Kemudian, peran upaya dari pemerintah juga sangat dibutuhkan untuk membangun sektor industri semakin berkembang pesat.

Seperti kualitas lingkungan dan sosial, institusi dan lingkungan, kemampuan infrastruktur dalam menurunkan harga logistik, faktor jumlah penduduk muda dan produktivitas.

Terkhusus pada pembangunan infrastruktur yang harus difokuskan guna memperlancar sistem ekspor dan impor.

"Kalau infrastruktur tidak bagus, logistik mahal, investor juga tak mau investasi bidang manufaktur di Indonesia," tandasnya.

Bisa diliat dari tahun 2021 pada Manufacturing Value Added (MVA) dari UNStats, bahwa peringkat MVA mampu menyaingi negara maju lainnya. (ant/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:13
01:33
02:33
08:46
05:48
14:51
Viral