- ANTARA/Kornelis Kaha
Kenangan Krisis Timor Timur 1999, Ratusan Senjata Rakitan Diamankan TNI AD dari Warga Perbatasan RI - Timor Leste
Jakarta, tvOnenews.com - Krisis Timor Timur tahun 1999 yang menyebabkan pisahnya Timor Leste dari Republik Indonesia masih menyisakan cerita yang begitu melekat bagi warga perbatasan.
Salah satu bukti masih melekatnya ingatan tentang konflik Timor Timur 1999 tersebut adalah sisa-sisa senjata rakitan yang masih disimpan oleh masyarakat yang tinggal di perbatasan.
Pada Rabu (17/4/2024), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat / TNI AD yang bertugas di wilayah perbatasan berhasil mengumpulkan senjata-senjata rakitan sisa-sisa konflik.
Senjata-senjata tersebut adalah peninggalan friksi antara prointegrasi dan prokemerdekaan saat Timor-Timur lepas dari NKRI.
Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes mengatakan, pihaknya mengumpulkan total 235 senjata yang diserahkan warga.
"235 senjata rakitan ini merupakan hasil dari operasi teritorial yang dilakukan oleh Satgas Pamtas RI-RDTL yang selama ini bertugas di sektor Barat dan sektor Timur," kata Brigjen Joao Xavier di Kupang, NTT, Rabu pagi.
Joao Xavier mengatakan, ratusan senjata rakitan itu adalah hasil operasi kurang lebih dua tahun terakhir yakni dari tahun 2022 hingga 2024.
Senjata-senjata diberikan oleh warga secara sukarela kepada TNI AD, khususnya kepada setiap satuan tugas Pamtas yang bertugas di wilayah perbatasan RI dan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).
Penyerahan itu dilakukan setelah mendapatkan penyuluhan dan pengarahan dalam pelaksanaan operasi teritorial yang dilakukan oleh Satgas Pamtas RI-RDTL.
Jenderal bintang satu itu mengatakan, pihaknya kemungkinan akan memusnahkan sejumlah senjata rakitan tersebut, tetapi masih menunggu petunjuk dari Kodam IX/Udayana di Denpasar, Bali.
"Kami masih menunggu petunjuk apakah dimusnahkan di Kodam atau dimusnahkan di Korem 161/Wira Sakti," ucap dia.
Brigjen Joao satu itu juga mengatakan bahwa selain 235 senjata yang telah dikumpulkan tersebut, ada juga 6 senjata rakitan dan satu pistol rakitan yang diperoleh oleh Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonkav 6/Naga Karimata yang juga didapat dari masyarakat.
Danrem yakin, masih banyak warga di perbatasan kedua negara itu yang masih menyimpan senjata-senjata rakitan tersebut.
Karenanya, pihaknya berharap agar masyarakat bisa menyerahkan senjata-senjata tersebut agar tidak menjadi masalah di kemudian hari jika ditemukan.
Sementara itu, seorang mantan pejuang Prointegrasi yang memilih Indonesia bernama Alfonso Hendrikus da Costa Soares mengatakan bahwa dirinya mengembalikan senjata tersebut karena sadar hari ini bukan masa perang lagi.
"Sekarang bukan lagi memegang senjata, tetapi pegang cangkul untuk bertani agar bisa menghidupi anak istri," ujar Alfonso
Sebagai warga negara yang tinggal di perbatasan, Alfonso yakin bahwa negaranya saat ini sudah aman dan kondusif. (ant/rpi)