Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid di kompleks Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (1-2-2023)..
Sumber :
  • ANTARA/Putu Indah Savitri

Khawatir Perang Dunia III Terjadi, DPR Minta Pemerintah RI Desak PBB Ambil Keputusan soal Konflik Iran-Israel

Jumat, 19 April 2024 - 19:38 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafidz meminta agar pemerintah Indonesia terlibat aktif melakukan diplomasi buntut konflik Israel dan Iran.

Hal ini menanggapi soal serangan Israel terhadap Iran yang terjadi pada Jumat (19/4/2024) dini hari. Ledakan rudal Israel itu terjadi di dekat bandara internasional Kota Isfahan.

Meutya khawatir serangan balik Israel terhadap Iran ini akan memicu terjadinya Perang Dunia ke-III.

“Saya meminta pemerintah RI (Republik Indonesia) untuk terlibat aktif diplomasi dalam deeskalasi konflik di Timur Tengah karena menjurus pada terjadinya Perang Dunia III yang akan merugikan seluruh umat manusia,” tegas Meutya dalam keterangannya, Jumat (19/4/2024).

Politikus Partai Golkar itu juga meminta pemerintah Indonesia untuk mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar segera mengeluarkan resolusi terkait perang di beberapa negara saat jni. 

“Meminta pemerintah RI turun tangan agar PBB dapat mengeluarkan resolusi agar serangan dari senua pihak segera dihentikan, termasuk serangan ke Gaza oleh Israel,” jelas Meutya.

Dia mengingatkan bahwa Dewan Keamanan PBB sangat bertanggung jawab melibatkan semua pihak untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Dia berharap untuk kali ini PBB tidak gagal dalam mencegah eskalasi lebih lanjut terhadap perang Israel-Iran.

“Sejauh ini Dewan Keamanan PBB telah gagal mengemban mandat menghentikan Perang Israel-Hamas di Gaza serta Perang Rusia-Ukraina. Dewan Keamanan PBB perlu bekerja lebih keras meredam gejolak baru yang akan timbul,” jelas Meutya.

Terakhir, Meutya meminta agar Kementerian Luar Negeri RI melakukan mitigasi keselamatan WNI di semua wilayah perang dan sekitarnya. (saa/muu)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral