- Antara
Diterjang Banjir Lahar Gunung Semeru dan Tanah Longsor, Pemkab Lumajang Jawa Timur Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi selama 14 hari ke depan.
Penetapan status tersebut buntut dari wilayah Lumajang, Jawa Timur yang diterjang banjir lahar hujan Gunung Semeru dan tanah longsor di sejumlah kecamatan pada Kamis (18/4) malam.
"Kami telah mengambil langkah tegas dalam menanggapi situasi darurat akibat bencana hidrometeorologi yang melanda beberapa wilayah," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang Agus Triyono dalam Rapat Koordinasi Pos Komando Bencana di Lumajang, Jumat (19/4).
Dia menjelaskan penetapan status tersebut sebagai upaya merespons cepat situasi banjir dan tanah longsor. BPBD Kabupaten Lumajang pun menggelar rapat koordinasi yang berujung pada penetapan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi selama 14 hari.
"Keputusan tersebut ditegaskan melalui Surat Keputusan Bupati Lumajang Nomor 100.3.3.2/156/KEP/427.12/2024," katanya.
Ia mengatakan langkah tersebut untuk memastikan penanganan darurat dampak bencana hidrometeorologi dilakukan secara efektif.
Ia menjelaskan pentingnya kerja sama lintas sektor dan terkoordinasi yang efektif antarinstansi dalam penanganan bencana itu.
Pemerintah Kabupaten Lumajang telah membentuk Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) sesuai dengan SK Bupati Lumajang Nomor 100.3.3.2/157/KEP/427.12/2024.
Agus mengharapkan langkah-langkah itu dapat meminimalkan korban dan kerugian, baik jiwa maupun harta benda, serta memberikan respons cepat, tepat, dan efektif dalam penanganan bencana hidrometeorologi di daerah itu.
Curah hujan yang tinggi sejak Kamis (18/4) hingga Jumat dini hari menyebabkan banjir lahar hujan Gunung Semeru dan tanah longsor di beberapa kecamatan di Lumajang, yakni Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Lumajang, dan Sukodono.
Titik longsor terjadi di Piket Nol, Kecamatan Candipuro dan Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo yang merenggut nyawa satu orang, sedangkan pasangan suami istri meninggal terseret banjir lahar hujan Gunung Semeru setelah jatuh dari jembatan yang ambrol diterjang lahar hujan.
Selain itu, sejumlah infrastruktur terdampak, seperti jembatan yang putus di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro dan jembatan Jurang Mangu di Desa Purwosono. (ant/dpi)