Ilustrasi Nyamuk Aedes Aegypti sebabkan kasus penyakit DBD di Provinsi Bengkulu dan Sulsel meningkat.
Sumber :
  • Antara/Pixabay

Ada Kabar Buruk, Kasus DBD Terus Meningkat, Warga Bengkulu dan Sulsel Wajib Waspada agar Tidak Tertular

Sabtu, 20 April 2024 - 17:06 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) semakin meningkat di dua wilayah Indonesia, khususnya di Provinsi Bengkulu dan Sulawesi Selatan (Sulsel).

Tentunya, peningkatan kasus penyakit DBD yang dianggap berbahaya, membuat warga di Bengkulu dan Sulsel diwajibkan untuk terus waspada.

Terutama di bagian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Dinas Kesehatan (Dinkes) di sana sudah menangani sebanyak 227 kasus DBD.

Ratusan warga Kabupaten Mukomuko, Bengkulu yang terkena DBD selama periode Januari sampai Maret 2024. Penyebarannya berada di wilayah kerja 14 dari total keseluruhan 17 puskesmas yang ada di daerah sana.

"Sebanyak 227 kasus DBD tersebut tersebar di wilayah kerja 14 dari 17 puskesmas di daerah ini," ujar Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Mukomuko Ruli Herlindo di Mukomuko, Sabtu (20/4/2024).


Upaya penanganan dengan membunuh nyamuk DBD oleh Petugas Dinkes Mukomuko, Bengkulu. (ANTARA/Ferri)

Rincian pasien DBD yang berada di salah satu kabupaten di Bengkulu itu terdiri dari 103 laki-laki dan 123 orang yang berjenis kelamin wanita.

Untuk pasien yang terkena DBD dirawat di dua tempat, yakni wilayah kerja Puskesmas Kota Mukomuko dan Puskesmas Bukit Mulya harus meninggal dunia sebanyak dua orang.

Golongan umur pasien DBD di Mukomuko, dimulai dari delapan pasien sekitar berusia satu tahun, 14 orang berusia 1-4 tahun, 71 orang berusia 5-14 tahun, 102 orang berusia 15-44 tahun hingga 32 orang memiliki usia yang di atas 44 tahun.

Dalam mencegah penyebaran DBD semakin parah agar tidak terus tertular kepada masyarakat di sana yang dihasilkan dari Nyamuk Aedes Aegypti, pihak Dinkes Mukomuko persiapkan alat tes pada 17 puskesmas yang tersebar di wilayah sana.

"Kami menyiapkan alat tes cepat DBD di 17 puskesmas agar pemeriksaan warga yang diduga terindikasi penyakit ini cepat terdeteksi," kata Ruli.

Sedangkan kasus penyakit DBD yang berada di Sulsel lebih parah dari Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Jumlah total pasien yang terjangkit ada 1.620 kasus.

Diketahui, 1.620 kasus tersebar di 24 kabupaten dan kota yang berada di Sulsel selama periode April 2024 ini. Bahkan sebanyak sembilan orang harus meninggal dunia.

"Pekan ke-13 April 2024 ada 1.620 kasus DBD terlaporkan dari 24 kabupaten dan kota dengan jumlah kematian sebanyak sembilan orang," ujar Kepala Dinkes Sulsel Muh Ishaq Iskandar di Makassar, Jumat (19/4/2024).

Sembilan orang pasien yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit DBD tersebar di enam kabupaten, di antaranya ada Kabupaten Enrekang, Soppeng, Maros, Bantaeng, Bulukumba, Toraja Utara, dan Pangkep.

Jumlah kasus yang terjangkit DBD di Sulsel berdasarkan dari sumber laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) terhitung sampai pekan ke-13 ada 372 suspek yang telah terdata.

Berdasarkan dari prediksi yang dilakukan Dinkes Sulsel, bahwa musim hujan menjadi penyebab penyebaran kasus DBD cepat meluas, jadi momen yang tepat untuk Nyamuk Aedes Aegypti terus singgah dan berkembang biak.

"Kasus DBD di Sulsel tersebut patut diwaspadai mengingat musim hujan sejauh ini masih berlangsung pada sejumlah daerah dengan tidak merata sehingga membuat bibit nyamuk aedes aegypti, penyebar DBD mudah berkembang," jelas Muh Ishaq.

Jika dibandingkan dari total keseluruhan kasus DBD di Sulsel pada 2023 yang sebanyak 2.859 pasien yang mengakibatkan 10 orang meninggal dunia.

Jumlah kasus pada 2024 bisa saja terus bertambah dan mendekati angka kasus yang terjangkit penyakit DBD pada 2023, apabila tidak tertangani dengan baik dan tidak waspada untuk terus menjaga kesehatan. (ant/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral