Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik menghadiri puncak acara Pesta Adat dan Budaya Wehea Lom Plai.
Sumber :
  • Istimewa

Hadiri Puncak Pesta Adat Wehea, Pj Gubernur Kaltim : Ini Luar Biasa

Minggu, 21 April 2024 - 02:11 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik menghadiri puncak acara Pesta Adat dan Budaya Wehea Lom Plai yang digelar di Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Sabtu (20/4/2024).

Lom Plai merupakan pesta syukur panen padi yang selalu dilaksanakan oleh masyarakat adat Wehea setiap tahun. 

Kegiatan Lom Plai dilakukan secara bersama oleh 6 desa di kawasan Wehea yakni Desa Liaq Leway, Desa Bea Nehas, Desa Nehas Liang Bing, Desa Long Wehea, Desa Diaq Lay dan Desa Dea Beq.

Hari ini merupakan acara puncak Lom Plai atau juga dikenal dengan sebutan Bob Jengea.

Setibanya di Desa Nehas Liah Bing, Pj Gubernur Akmal Malik dan Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman disambut ritual adat oleh tokoh adat Wehea. 

Setelah itu, rombongan Pj Gubernur Akmal Malik dan Bupati Ardiansyah langsung bergegas mengikuti kegiatan Tiaq Diaq Jengea. Satu ritual dimana warga turun ke pondok darurat di tepi Sungai Wahau.

Makna sesungguhnya dari Tiaq Diaq Jengea adalah pembersihan kampung oleh para perempuan adat Wehea. 

Ritual pembersihan kampung ini disebut  Embos Min dengan maksud untuk membuang segala kesialan dan kejahatan yang ada di dalam kampung.

Saat mereka berjalan ke arah hulu atau hilir kampung tidak ada satu pun yang boleh melintas baik itu hewan mau pun manusia, sehingga warga masyarakat diarahkan ke tepi sungai.

Selama berada di tepi sungai, masyarakat disajikan beberapa atraksi antara lain Plaq Saey atau lomba dayung perahu antardesa Wehea. 

Ada pula atraksi pertunjukan sungai yang yakni seksiang berupa tiruan perang-perangan pada zaman dahulu yang dilakukan di atas air atau sungai dengan tombak weheang. 

Tombak weheang dalam bahasa Wehea adalah  rumput gajah yang pada bagian ujungnya telah ditumpulkan. 

Para pemain memakai beberapa perahu menuju ke hulu sungai dan akan sambil hanyut mengikuti arus air sungai. Mereka saling menombak hingga hilir kampung.

Namun ada beberapa aturan yang harus dipatuhi dari seni perang di sungai ini. Antara lain lawan yang jaraknya dekat tidak boleh ditombak. Begitu juga saat lawan dalam posisi membelakangi atau karam.

"Seni budaya Wehea ini luar biasa. Harus terus kita lestarikan," kata Akmal dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (20/4/2024).

"Saya sarankan setiap penyelenggaraan,  kita juga mengundang wisatawan mancanegara dan berbaur dengan budaya lain agar lebih meriah dan lebih dikenal," sambungnya.

Pesta Adat Lom Plai saat ini sudah menjadi salah satu kegiatan yang tercatat dalam Kharisma Event Nusantara. (raa)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral