- Istimewa
Kabar Terakhir Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Sebut Tatapan Kosong dan Kadang Bilang Istighfar
Jakarta, tvOnenews.com - Begini kabar terakhir pelaku mutilasi istri di Ciamis. Pihak kepolisian sebut pelaku bernama Darsum (50) kini masih dalam kondisi tidak stabil dengan tatapan kosong.
Pada Jumat (3/5/2024) warga Desa Cisontol, Kabupaten Ciamis dibuat geger lantaran Darsum melakukan aksi mutilasi tubuh istri di tengah jalanan kampung.
Berdasarkan keterangan polisi dari kesaksian warga, Darsum melakukan aksi mutilasi di depan rumah warga setelah membunuh istrinya.
Momen mengerikan di Ciamis itu terekam dan viral di media sosial, Darsum usai melakukan mutilasi lalu membungkus daging tubuh istri dan membagikan ke warga.
Menerima laporan tersebut, Polres Ciamis langsung datang ke lokasi kejadian dan melakukan olah TKP.
Menurut keterangan para warga, pelaku melakukan pesugihan. Adapun aksi mutilasi yang ia lakukan disebut berdasarkan bisikan-bisikan gaib.
Kondisi terkini pelaku sudah diamankan di Mapolres Ciamis usai diamankan oleh petugas dan warga setempat.
Kapolres Ciamis AKBP Akmal mengatakan, pelaku saat ini masih dalam kondisi tidak stabil dan berubah-ubah dalam memberikan keterangan.
Terkadang, pelaku hanya memiliki tatapan kosong, tak lama kemudian malah mengucapkan kalimat-kalimat istighfar.
"Ya masih fluktuatif. Kadang-kadang dia tatapan kosong, kadang-kadang sudah bisa beristighfar. Jadi, masih fluktuatif, masih berubah-ubah," kata Akmal, dikutip Sabtu (4/5/2024).
Dijelaskan Akmal, pelaku melakukan aksi pembunuhan sekaligus mutilasi itu menggunakan sebilang pisau.
"Menggunakan mutilasi kepada korban dengan cara menggunakan senjata tajam pisau," kata dia menjelaskan.
Tubuh korban dibagi menjadi beberapa bagian. Akmal menjelaskan bagian yang masih utuh hanyalah dada, badan, serta tangan korban.
"Jadi tangan kiri-kanan, paha dipotong dua-duanya. Jadi bagian dada depan itu sampai bagian perut sudah dipotong juga," kata dia lagi. (iwh)
TRIGGER WARNING:
Artikel ini berpotensi memicu perasaan tidak nyaman bahkan mengganggu terutama bagi seperti penyintas trauma dan penderita stres pascatrauma (PTSD) karena mengandung deskripsi mengenai kekerasan dan penganiayaan. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan meminta bantuan profesional.