- Dok Antara
Strategi Jitu Indonesia Menjaga Rumah Sendiri di Tengah Ancaman Konflik Laut China Selatan
Tidak hanya itu, Hadi menilai sengketa menjadi kian rumit karena rivalitas antara dua negara adidaya, China dan Amerika Serikat pun menguat.
Satu sisi China semakin agresif menempatkan kapal-kapal coastguard-nya di perairan-perairan sengketa.
Sementara AS juga membangun pakta pertahanan, yaitu AUKUS (AS, Inggris, Australia) dan QUAD (AS, India, Jepang, dan Australia) untuk membendung pengaruh China.
Oleh karenanya, Indonesia berkewajiban menjalankan mandat pembukaan UUD 1945, yang di antaranya memelihara perdamaian dunia.
“Kita tidak ingin melihat wilayah Laut China Selatan justru dijadikan ajang proyeksi kekuatan negara major powers (negara adidaya, red.) dan menjadi episentrum konflik. Kita harus mampu mengubah Laut China Selatan menjadi sea of peace,” kata Menko Polhukam RI Hadi.
Indonesia sendiri sejauh ini aktif mendorong negara-negara yang bersengketa untuk segera menyepakati tata perilaku (code of conduct/CoC) di Laut China Selatan.
“Atas inisiatif dan dorongan Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada 2023, ASEAN dan China berhasil menyepakati percepatan perundingan CoC. Kita menargetkan CoC dapat difinalisasi dalam kurun waktu tiga tahun, yaitu pada 2025,” ungkapnya.
Hadi optimistis jika dokumen itu berhasil disepakati, maka itu akan menjadi dasar untuk meningkatkan rasa saling percaya (mutual trust) terutama dalam mengelola sengketa dan konflik di Laut China Selatan.
“Kita tidak ingin melihat wilayah Laut China Selatan justru dijadikan ajang proyeksi kekuatan negara major powers dan menjadi episentrum konflik. Kita harus mampu mengubah Laut China Selatan menjadi sea of peace,” tutur dia.
Strategi Indonesia di tengah konflik Laut China Selatan
Pengamat militer dan Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyebutkan Indonesia harus memperkuat TNI untuk mengantisipasi terjadinya peperangan jika jalur diplomasi tidak berhasil dalam meredam konflik yang terjadi di Laut China Selatan.
"Indonesia harus concren pada mempersiapkan terjadinya perang di Laut China Selatan sehingga baik pengadaan alutsista maupun persiapan fasilitas militer juga diarahkan untuk ke kawasan utara, termasuk di Natuna," kata Khairul di Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Dia juga menilai, peperangan antarnegara yang bersengketa di Laut China Selatan mungkin saja akan terjadi mengingat tensi konflik yang tidak kunjung reda.