- Julio Trisaputra/tvOnenews.com
Derita Pegawai Kementan Kumpulkan Uang untuk SYL Beli Sapi hingga Kunjungan ke Arab Saudi Bersama Belasan Keluarganya
Jakarta, tvOnenews.com - Pegawai Kementerian Pertanian (Kementan) membongkar kelakuan mantan Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang kerap membebani bawahan untuk kumpulkan uang demi kepentingan dirinya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Hermanto mengungkapkan salah satu permintaan SYL mengenai uang untuk membeli 12 sapi kurban.
Hermanto mengatakan, SYL meminta agar Direktorat PSP membayar 12 sapi kurban tersebut seharga Rp360 juta. Padahal sebelumnya, permintaan sapi kurban hanya tiga ekor.
Hal itu terungkap saat Jaksa KPK Meyer Simanjuntak menanyakan kronologi ada sapi kurban terkait kasus dugaan gratifikasi dan pemerasan oleh SYL atau Syahrul Yasin Limpo.
"Dikonversi pertama itu tiga ekor, kemudian berubah lagi ditambah tiga ekor, totalnya 12 ekor," kata Hermanto saat memberikan kesaksian di sidang lanjutan kasus dugaan gratifikasi dan pemerasan SYL, Rabu (8/5/2024).
Hermanto menjelaskan, pihaknya hanya diminta memberikan uang untuk membeli sapi berdasarkan permintaan Biro Umum.
Ia pun tak mengetahui apakah uang tersebut benar dibelikan sapi oleh pihak yang bersangkutan ataupun tidak.
"Kita tidak tahu, bahwa dibeli atau tidak atau mau dikasih kurban ke mana, kita nggak tahu," kata dia menambahkan.
SYL Dinas ke Arab Saudi, Pegawai Harus Patungan
SYL disebut melakukan perjalanan dinas ke Arab Saudi. Hal ini juga diselingi oleh ibadah umrah.
Namun, berdasarkan kesaksian dari Kasubag Pengadaan Biro Umum Kementan, Abdul Hafidh, sejumlah pegawai diminta patungan untuk membiayai SYL.
Hafidh mengatakan, sebenarnya biaya untuk perjalanan dinas cukup memenuhi semua agenda SYL di Arab Saudi.
Hal yang menjadi masalah adalah, SYL mengajak keluarganya lebih dari 10 orang dalam kunjungan ke Arab Saudi tersebut.
"Kalau Pak Menteri mungkin ya cukup Pak. Tapi kan ada beberapa yang mungkin nggak cukup," ujar Hafidh.
Bahkan, kekurangan biaya yang harus ditutup oleh para pegawai Kementan mencapai Rp6 miliar. (iwh)