- Instagram @anharkhar.writer
Meski Diancam dan Hampir Dipolisikan Rektor, Mahasiswa Unri yang Protes Biaya Kuliah Mahal Tegas Tak akan Mundur hingga Berani Lakukan Ini
Jakarta, tvOnenews.com - Seorang mahasiswa Universitas Riau (Unri) Khariq Anhar mengaku dirinya tak akan mundur meski mendapat ancaman dan sempat hampir dipolisikan oleh rektor akibat protes soal biaya kuliah.
Khariq Anhar sebelumnya dilaporkan atas pencemaran nama baik oleh Rektor Unri Sri Indarti, akibat konten yang mengkritik biaya kuliah makin mahal.
Konten yang dibuat Khariq berupa video satir yang menunjukkan jas almamater disejajarkan dan diberi harga. Mahasiswa tersebut juga mengatakan bahwa sang Rektor Unri adalah broker pendidikan.
Merasa tersinggung, Rektor Unri Sri Indarti pun melaporkan kasus pencemaran nama baik ke polisi. Khariq mengaku beberapa kali diperiksa polisi.
Kasus ini kemudian viral dan mendapatkan banyak kecaman karena disebut ada upaya membungkam suara mahasiswa.
Setelah viral, pada Kamis (9/5/2024) Rektor Unri membuat klarifikasi bahwa dirinya sudah mencabut laporan yang melaporkan mahasiswanya itu.
(Rektor Unri Sri Indarti. Sumber: Unri)
"Tidak membungkam kebebasan menyampaikan pendapat, dan tetap memberikan ruang untuk melakukan kritik, saran, dan masukan terhadap kebijakan-kebijakan termasuk Iuran Pengembangan Institusi (IPI) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT)," kata Sri, Kamis.
Ia juga mengatakan, persoalan ini tidak akan dilanjutkan serta sudah dikoordinasikan oleh Polda Riau.
Pernyataan Berbeda dari Mahasiswa
Kepada tvOnenews, Khariq memang telah menerima informasi bahwa laporan terkait pencemaran nama baik atas nama dirinya telah dicabut.
Namun, pada Senin (13/5/2024) ia masih harus ke kantor polisi untuk melakukan mediasi.
"Karena sudah dicabut, saya pribadi sebenarnya bingung apakah media tetap jalan?" kata Khariq.
Ia juga mendapatkan informasi dari wartawan di Polda Riau bahwa sebenarnya laporan belum dicabut.
"Jadi ada mediasi untuk hari Senin. Kami masih menunggu sih apakah hasil dari pertemuan itu baik atau buruk," kata dia lagi.
Mahasiswa Fakultas Pertanian Unri tersebut juga mendengar kabar bahwa akan ada pemanggilan akademik terhadap dirinya.
Ia pun tak memahami apa maksud pemanggilan akademik itu, namun ada kabar dirinya akan dikeluarkan.
"Sepertinya dalam beberapa bulan (akan dipanggil), nggak mungkin di waktu yang lagi panas seperti ini. Dapat isu juga bakal dikeluarin," kata Khariq.
Walaupun kabarnya masih tidak jelas, Khariq menegaskan dirinya tidak akan mundur.
"Harapan saya, bukan untuk diri saya sendiri. Kalau saya, mau itu diancam DO, mau diancam penjara, saya masih oke-oke saja. Karena saya mencoba berani untuk melawan pembungkaman-pembungkaman yang terjadi di mahasiswa," kata dia.
"Memang harapannya adalah lebih banyak pada tidak naiknya UKT dan kebijakan-kebijakan ini," lanjut dia.
Kini, lanjut Khariq, ia sudah mengatakan kepada teman-teman mahasiswa bahwa tak perlu memikirkan kasus yang menimpanya.
"Kita fokus aja sama pembatalan UKT, gimana pun caranya. Mau kita tidur di rektorat, kita segel ayo," ujar dia tegas.
Hingga saat ini, tim tvOnenews belum bisa mendapatkan informasi dari pihak Unri mengenai isu drop out (DO) yang disebut Khariq. (iwh)