- Antara
Kunjungi Swedia, Bapanas dan Komisi IV DPR RI Pelajari Pangan Terintegrasi
Menurut Arief kuncinya berada pada kolaborasi antarsektor terutama pemerintah, akademisi, dan private sector, khususnya asosiasi petani dan peternak dalam rangka mewujudkan ekosistem pangan yang terintegrasi.
“Sebagaimana arahan Bapak Presiden Joko Widodo, ekosistem pangan nasional itu harus terintegrasi dari hulu sampai hilir, sehingga keterlibatan seluruh pihak untuk berkolaborasi terus kita gencarkan. Ayo dukung pengembangan peternakan dalam negeri kita," imbuh Arief.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa perlu adanya solusi yang didasarkan pada penelitian yang sesuai dengan kondisi di lapangan agar sistem peternakan tersebut dapat diterapkan di Indonesia.
“Diperlukan adanya solusi yang based on research agar sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Juga, hasil research yang sudah ada harus didukung implementasinya oleh pemerintah. Tentu dalam satu semangat untuk menguatkan ketahanan pangan nasional," ujarnya.
Arief menyebutkan bahwa berdasarkan proyeksi neraca pangan nasional tahun 2024 yang disusun Bapanas, pada komoditas daging sapi dan kerbau, kebutuhan konsumsi nasional mencapai 819 ribu ton. Sementara perkiraan produksi dalam negeri masih di angka 459 ribu ton, sehingga masih diperlukan tambahan pasokan dari pengadaan negara mitra.
Adam Reuterskiold, salah satu perwakilan Parlemen Swedia mengatakan bahwa di lahan yang sama juga terdapat produksi susu sapi, rumput untuk pakan sapi, dan barley (jelai) yang merupakan salah satu makanan pokok warga Swedia.
“Meskipun menghadapi banyak tantangan seperti efisiensi, iklim, dan tenaga kerja, namun sistem ini dapat menghasilkan daging sapi yang lebih berkualitas serta lebih sustainable dibandingkan dengan ternak konvensional," kata Adam. (ant/raa)