- Antara
Indonesia Desak Seluruh Negara Eropa untuk Akui Kedaulatan Palestina
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi dalam pertemuan antara beberapa negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) dan beberapa negara anggota Uni Eropa (UE) mendesak perlindungan Palestina lewat two-state solution.
Retno menekankan pentingnya kesatuan Palestina yang mendukung reformasi yang dilakukan pemerintah Palestina karena hal ini akan berkontribusi mewujudkan two-state solution.
“Pertemuan ini sangat penting guna mendorong implementasi two-state solution dan menegaskan bahwa two-state solution adalah satu-satunya opsi yang tepat,” jelas dia, dalam keterangan resmi, Selasa (28/5/2024).
“Seperti diketahui, akhir-akhir ini PM Israel Benjamin Netanyahu berulang kali menyampaikan bahwa two-state solution sudah tidak ada lagi,” sambung dia.
Dalam diskusi terbuka selama pertemuan, Menlu RI mencatat beberapa hal perlu digarisbawahi.
Pertama, semua yang hadir berkomitmen untuk mewujudkan two-state solution sebagai satu–satunya cara untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel.
Kedua, negara-negara OKI menyampaikan penghargaan kepada Norwegia, Spanyol dan Irlandia atas keputusan mereka mengakui Palestina.
“OKI mendorong agar negara-negara Eropa lain ikut mengakui negara Palestina,” tuturnya.
Ketiga, semua sepakat mengenai pentingnya memberdayakan Otoritas Palestina (Palestinian Authority) dan mendukung reformasi yang dilakukan Otoritas Palestina.
Keempat, semua sepakat untuk terus mengupayakan kelancaran bantuan kemanusiaan.
Sebagai informasi, pertemuan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Saudi Arabia, Jordan, Mesir, Indonesia, Algeria, Turki, Bahrain dan Wakil Menteri Luar Negeri dari UAE. Sebagian besar negara-negara tersebut tergabung dalam OIC Contact Group. Perdana Menteri Palestina yang baru juga hadir di dalam Pertemuan.
Di sela-sela pertemuan, Menlu RI mengadakan pertemuan bilateral dengan High Representative/Vice President European Commission, Menlu Spanyol, Menlu Irlandia, Menlu Norwegia, Menlu Luksemburg, dan Perdana Menteri Palestina untuk membahas isu Palestina dan kerja sama bilateral. (agr/raa)