Sidang pemeriksaan saksi dugaan korupsi di Kementerian Pertanian dengan terdakwa mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Sumber :
  • ANTARA

Misteri Uang Miliaran Rupiah dan 12 Senjata Api di Rumah SYL, Saksi Kisahkan Saat Penyidik KPK Geledah Rumdin Syahrul Yasin Limpo

Senin, 3 Juni 2024 - 14:36 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Mantan Kepala Rumah Tangga (Karumga) Rumah Dinas (Rumdin) Menteri Pertanian, Sugiyatno menjadi salah satu saksi dalam sidang dugaan pemerasan dan gratifikasi terdakwa SYL, Senin (3/6/2024).

Di dalam keterangannya, Sugiyatno mengatakan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita uang miliaran hingga senjata api saat menggeledah rumdin SYL.

"Uang cash dimasukkan ke koper Yang Mulia," ucap Sugiyatno, saat memberi keterangan sebagai saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Senin.

Meski mengaku lupa total uang yang disita penyidik komisi antirasuah, Sugiyatno menyebut uang tersebut mencapai jumlah miliaran.

"Miliaran atau jutaan?" tanya Pontoh.

"Miliaran," kata Sugiyatno tanpa menyebutkan mata uangnya.

"Itu digeledah atau diambil di ruang tamu atau di kamar Pak Menteri?" tanya Pontoh.

"Dari kamar pribadi Bapak," jawab Sugiyatno.

Lebih lanjut Hakim Ketua mendalami perihal ada atau tidaknya senjata api yang disita penyidik KPK. Sugiyatno tidak menampik hal tersebut.

"Ada (senjata api)," ucap Sugiyatno.

"Berapa banyak atau satu, dua?” tanya hakim.

"Kalau enggak salah 12 pucuk senjata api," jawab Sugiyatno.

Selain itu, Sugiyatno menyebut penyidik KPK juga menyita tas perempuan. Namun, ia mengaku tidak tahu pemilik tas tersebut.

Sugiyatno juga menjelaskan, penggeledahan dilakukan pada hari Kamis, 28 September 2023 sore hingga Jumat, 29 September 2023 siang. 

Ia menyebut penyidik KPK dan pihak kepolisian menginap di rumdin SYL.

“Itu mereka apakah pulang atau menginap?” tanya Pontoh.

“Menginap,” ucap Sugiyatno.

Menurut pengakuan Sugiyatno, SYL tidak berada di tempat ketika penggeledahan.

"Lagi di luar negeri kalau tidak salah," katanya.

SYL didakwa melakukan pemerasan dan menerima gratifikasi total Rp44,5 miliar selama masa jabatannya di Kementerian Pertanian, rentang waktu 2020 hingga 2023.

Pemerasan dilakukan bersama Sekretaris Jenderal Kementan periode 2021—2023 Kasdi Subagyono serta Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan (2023) Muhammad Hatta yang juga menjadi terdakwa dalam perkara tersebut. (ant/iwh)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:56
02:26
00:41
01:23
00:56
01:52
Viral