- Istimewa
Indonesia Miner 2024, Stafsus Kementerian Investasi/BKPM Pastikan Indonesia Pilihan Tepat untuk Investasi Hijau
Pradana menjelaskan bahwa Indonesia memiliki empat komoditas yang menjadi prioritas utama pemerintah untuk pengembangan industri hilir, yaitu nikel, bauksit, timah, dan tembaga.
“Pelarangan ekspor nikel dan bauksit telah diberlakukan, dan rencananya pelarangan tersebut akan diperluas untuk komoditas timah dan tembaga,” ungkap Pradana.
Mengenai prospek hilirisasi bauksit, Pradana menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki empat prioritas dalam industri hilir bauksit dan aluminium, yakni panel surya, komponen otomotif, kemasan makanan, serta bahan bangunan.
Sementara itu, total potensi investasi industri hilir bauksit yang telah diperkirakan oleh Kementerian Investasi/BKPM sendiri bernilai sekitar US$48,89 miliar.
“Mengenai arah kebijakan pemerintah, ada dua strategi yang dapat dilakukan. Pertama adalah pengembangan industri hilir, khususnya bauksit, dalam bentuk substitusi impor. Kedua adalah penguatan industri dalam negeri,” tekan Pradana.
Pasalnya, masih banyak yang menilai bahwa Indonesia tengah mengalami industrialisasi. Pradana menegaskan, “Indonesia kini akan melakukan re-industrialisasi. Hal tersebut menjadi dasar rencana perkembangan ekonomi Indonesia dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan.”
Berbincang mengenai re-industrialisasi, re-industrialisasi sendiri adalah melakukan perubahan dan perbaikan secara holistik dan komprehensif dalam proses industrialisasi untuk mendorong kembali industri manufaktur nasional. Pada dasarnya, re-industrialisasi dapat mengoptimalkan kembali proses industri, hal ini dapat meningkatkan kapasitas produktif, penciptaan lapangan kerja, inovasi, dan penggunaan sumber daya yang optimal.