- Viva
Waspada! Lebih Bahaya dari BPA, Bromat Bisa Picu Penyakit Kanker Jika...
Jakarta, tvOnenews.com - Kandungan Bromat dalam air minum kemasan (AMDK) disebut-sebut lebih berbahaya dari Bisphenol A (BPA).
Hal tersebut mengingat Bromat terkandung langsung dalam air kemasan yang diminum. Sedangkan BPA merupakan senyawa yang ada di dalam kemasan pangan.
"Tentu merugikan kesehatan apabila sudah melampaui batas yang diizinkan," kata Dokter Gizi Universitas Kristen Indonesia (UKI), Louisa Ariantje Langi dalam keterangannya dikutip Rabu (12/6/2024).
Dia menjelaskan, gangguan kesehatan akibat mengonsumsi banyak Bromat secara umum adalah masalah pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut dan diare.
Sedangkan, sambung dia, apabila dikonsumsi terus menerus dapat menimbulkan gangguan ginjal, gangguan sistem saraf, tuli bahkan kanker.
Atah hal itu, dia meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan regulasi terkait kandungan Bromat pada label AMDK.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan agar masyarakat mendapatkan informasi jelas bahwa AMDK tersebut mengandung senyawa berbahaya dimaksud.
Louisa menegaskan bahwa dunia kedokteran ingin agar seluruh produsen menerapkan etika keamanan pangan. Artinya mereka harus menuliskan berapa besar kandungan Bromat dalam setiap produk mereka.
"Sehingga masyarakat tidak dibodohi bahwa suatu produk ini aman atau tidak. Dan kalau melebihi batas seharusnya tidak boleh beredar," lanjutnya.
Peneliti Pusat Riset Sumberdaya Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rizka Maria mengungkapkan kalau Bromat dapat menimbulkan gangguan sistem saraf pusat, semisal hilangnya reflek dan kelelahan berlebihan, gangguan darah seperti anemia, mual, muntah, nyeri perut, diare, muntah darah dan pembengkakan paru.
"Pada manusia yang mengonsumsi senyawa Bromat sebanyak ribuan kali lebih banyak dibandingkan dengan yang terdapat pada jumlah standar senyawa bromat pada AMDK maka terdapat efek kesehatan yang lebih parah, yaitu gangguan ginjal, gangguan sistem saraf, dan gangguan pendengaran," jelasnya.
Rizka mengungkapkan, akumulasi Bromat dapat memicu efek karsinogenik yang mulai terasa atau teramati setelah 10-20 tahun konsumsi. Namun, kondisi tersebut tergantung pada kadar bromat yang ada dan kesehatan seseorang.